Bab 6

10.4K 486 18
                                    


.......................

"Kami pamit ya.." Iris memeluk Ami dengan hangat, mengucapkan salam perpisahan.

"Hati-hati.." Ami membalas pelukan Iris dengan sungkan. Ia mencoba menghindari kontak mata dengan Chris yang berada di belakang Iris. Namun, mata tajam pria itu terus saja memperhatikannya.

"Jangan lupa nanti mampir kerumahku yaaa!!." Teriak Iris yang kini sudah berlalu pergi bersama suaminya dan dengan cepat meninggalkan perkarangan rumah Ami.

"......." Ami bahkan tidak membalas ucapan dari sahabatnya tersebut. Dapat makan dan mengantarkan mereka sampai teras rumah saja sudah membuat jiwa Ami lelah. Tanpa ia sadari, air matanya mengalir ke pipi chubby nya. Ami menangis dalam diam.

Ia merasa... Kotor.

Ami segara menutup pintu rumahnya, berlari menuju kamar, menguncinya, dan segera menuju kamar mandi pribadinya. Ia segera menanggalkan seluruh pakaiannya. Membiarkan air shower membasuh seluruh tubuhnya. Menggunakan sabun sebanyak yang ia bisa, menggosoknya dengan keras sampai meninggalkan tanda merah yang terlihat menyakitkan. Ia berusaha Menghilangkan jejak pria itu, namun jejak itu tidak pernah hilang dipikirannya. Ami menangis, bahunya bergetar. Dosa yang ia tanggung begitu berat, ia sudah mengkhianati sahabat satu-satu yang ia miliki.

"Hiks hiks.... Maafkan aku Iris..."

.................................

Iris dan Chris sudah sampai dirumah mewah mereka, Terlihat raut kusut Iris yang sangat tidak bersahabat. Ia bahkan berjalan mendahului Chris, mengabaikan semua sapaan "selamat pagi" dari para maid yang ada dan segera masuk ke dalam kamar.

Hal ini justru berbanding terbalik dengan air muka yang diperlihatkan Chris. Ia terlihat sumringah, yang malah menambah kesan lebih menyeramkan dari dirinya.

Chris mengingat-ingat kembali kejadian semalam, bagaimana Ami menyebut namanya dengan gairah, Mencakar punggungnya, menangis menahan nikmat. Membuat ia tanpa sadar melebarkan senyumnya.

Yang chris perlukan sekarang adalah... kesabaran.

Sabar menunggu Ami agar mau bergantung kepadanya. Membuat Ami hanya memiliki Chris seorang, dan segara melupakan pria sialan yang merebut Ami darinya.

"Kau tidak akan pernah bisa lari, Ami.."

.....................................

Di dalam kamarnya yang besar dan luas itu  Iris menangis tersedu-sedu. mengingat bagaimana ia melihat sahabatnya diperkosa oleh suaminya sendiri.

Bukan, ini bukan rasa sedih karena merasa tertikung oleh sahabatmu, tapi ini kesedihan atas malangnya nasib yang harus dijalani oleh Iris dan Ami.

Ia mengiba dengan nasib dirinya dan sahabatnya, tidak menyangka akan nasib yang begitu buruk yang harus mereka jalani.
Benang takdir yang melilit mereka begitu rumit.

Iris membiarkan tubuhnya merosot jatuh kelantai. Meminta pengampunan didalam tiap kalimat yang ia ucapkan. Entah itu kepada Ami atau Jason. Inilah hasil dari keegoisannya.

Saat ia melihat bagaimana Chris memperlakukan Ami, hatinya merasa tercabik-cabik. Ia sadar yang ia lakukan ini hanyalah membunuh Ami secara mental.

Tapi inilah yang telah terjadi, nasi sudah menjadi bubur¹. ia hanya ingin Ami juga sedikit merasakan sakit yang juga pernah ia rasakan. 

Tiba-tiba Iris teringat kembali titik terendah dalam hidupnya. Kilat marah kembali muncul dimata coklatnya. Membuat ia melupakan semua kalimat permohonan pengampunan yang telah terucap oleh bibirnya. Kembali mengingat bahwa Ami adalah penghacur istana yang telah ia rancang bersama Jason.

Ami adalah penghacur kehidupan Iris...



......................................

¹memiliki makna 'sesuatu yang terlanjur terjadi tidak dapat dibatalkan lagi'

POSSESSIVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang