.......................
Ami melakukan dua tugas sekaligus sekarang, yaitu mengawasi Chris yang sedang bermain di wahana anak-anak dan memangku Cilla yang tertidur. Mereka akhirnya "ngedate" bersama mengabulkan permintaan sang sulung Chris.
Ami memandang wajah Cilla yang tertidur, membelainya lembut penuh kasih. Memang berat menjadi orang tua tunggal namun saat memandang wajah anaknya seperti ini entah mengapa perasaan gundah dan risau yang menggerogoti hati Ami menghilang.
Tanpa Ami sadari seorang pria duduk tepat disampingnya. Pria itu tiba-tiba merangkul Ami dengan mesra dan membuat Ami refleks menggeser duduknya seketika.
Saat Ami menoleh kesamping, alangkah terkejutnya ia mendapati Chris tersenyum kearahnya, Dimata Ami senyum itu seperti mengejeknya.
"Apa yang anda lakukan disini?" Ami menatap horror Chris yang terlihat menjijikan dimatanya sekarang.
"Ini tempat umum siapa pun boleh datang kesini." Chris terus menatapnya, kali ini dengan menopangkan dagunya ke tangan. Terlihat sangat santai seoalah ia sedang berkencan.
"......" Ami hanya diam, tidak membalas jawaban Chris. Yang diperlukan Ami sekarang adalah pergi dari tempat ini secepatnya.
Seolah tau isyarat melarikan diri Ami, Chris langsung menahannya, mencengkeram tangan Ami dengan kuat yang membuat sang empunya menjerit pelan.
"Apa yang anda mau sebenarnya?!" desis Ami marah.
"Aku hanya ingin kau."
dengan santai Chris mencium tangan Ami.
"Anda gila?! Apa yang sebenarnya anda inginkan?!"
Ami dengan keras menarik tangannya hingga memerah namun nihil ia bahkan membuat Chris semakin mengeratkan cengkeramannya.
"Jangan membuatku menjawab pertanyaan yang sama, ¹Belladonna."
"Pria gila!! lepaskan tangan saya atau saya akan teriak sekarang!!" Ancam Ami yang sudah sangat ketakutan.
"Iya, aku gila karna kau."
"Hal bodoh apa yang anda ucapkan?! saya bahkan baru dua kali bertemu anda..."
"Kau bahkan sudah pernah merasakan penisku."
Entah Chris yang melonggarkan cengkeraman tangannya atau Ami yang mendapatkan kekuatan. bunyi tamparan itu sangat keras yang membuat sudut bibir Chris mengeluarkan darah. Tentu hal ini memancing orang-orang untuk melihat kearah mereka. Dalam sekilas mereka pasti berpikir bahwa Ami dan Chris sedang terlibat urusan rumah tangga.
"Anda suda sangat keterlaluan.." suara Ami bergetar menahan amarah yang memuncak. Memandang tak percaya kearah suami sahabatnya tersebut.
Seperti magnet, Cilla yang berada dalam pelukan Ami mulai menangis, merasakan kesakitan yang bundanya rasakan.
Chris kecil yang sedari tadi bermain tidak sengaja memandang Bunda-nya bersama seorang Pria, bergegas menghampirinya.
"Mama..?" ia memanggil Bunda-nya pelan mencoba memastikan keadaan.
"Kita pulang sekarang.!!" Ami segera menyeret anaknya pergi dari hadapan Chris. Melangkah cepat meninggalkan Chris sendirian.
Setelah Ami menghilang dalam kerumunan, Chris tidak dapat menahan tawanya lagi.
"HAHAHAHAHA!!" Ia bahkan tetawa dengan keras ditengah banyaknya pengunjung mal.
"HAHAHAHAAAAA!!!"
"Aku sudah tidak bisa menahannya.." Chris memegang kepalanya.
Ia bahkan sudah dapat membayangkan bagaimana reaksi Ami jika ia tahu kebenarannya. Matanya berkilat senang dengan imajinasi-nya sekarang.
Chris akan mengubah rencananya, ia tidak bisa bersabar untuk hal seperti ini.
Sabar bukanlah sifatnya.Cinta atau tidak, suka atau tidak, Ami akan menerimanya.
Menerima Ayah Biologis dari Anaknya.
-------------------------------------
Note:¹Wanita Cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE
RomanceTanpa Ami sadari ia semakin memeluk erat Cilla yang ada dalam dekapannya. Langkahnya cepat meninggalkan hiruk pikuk pesta. Ia masih bisa merasakan pandangan pria itu masih tertuju kepadanya. Intuisi ini semakin nyata, Suami Iris adalah ancaman kehid...