Bab 27

3.6K 100 8
                                    

Chris membuka matanya perlahan, sayup-sayup ia mendengar suara hujan yang merintih diluar. Dari balik jendela kaca yang sedikit basah, ia bisa melihat langit masih nampak gelap. Saat ini alam sedang sangat mendukung untuk tetap berada dibalik hangatnya selimut, ditambah dengan apa yang berada didalam dekapan Chris, membuat pria tampan tersebut semakin berat hati beranjak pergi dari ranjangnya. Meski begitu ia tak punya pilihan selain harus segara bangun, dan sesegera mungkin menyelesaikan urusannya.

Sebelum benar-benar bangkit dari ranjang, Chris dengan lembut menyentuh wajah Amia. Posisi tidur wanita itu sedang menghadapnya sekarang. Chris kini memandangi wajah cantik wanitanya dengan seksama, memperhatikan detail kecil di setiap sudut wajah Ami. mengagumi betapa cantiknya Amia bahkan saat ia tertidur. Wanita dihadapannya ini, bahkan diamnya pun mampu membuat hasrat Christopher mendesis panas.

Lantas segera ia alihkan pandangannya, sebelum Christoper kalah melawan akalnya. ia bergegas beranjak pergi dari tempat tidur. Semakin lama memandangi wajah Amia, sangat tidak sehat untuk daging yang berada diantara selangkangannya. Sungguh, Memeluk Amia jauh lebih menyenangkan ketimbang berurusan dengan para pria tua berbau asap tembakau.

"Sial."

.......................................

"hanya itu yang dapat dibagi untuk saat ini, karena organisasi sedang melakukan pengembangan usaha. memiliki kantor pusat ditengah kota sangat menguntungkan bagi bisnis ini. Serta biaya-biaya proyek diluar usaha organisasi. Maka dari itu pembagian hak atas deviden usaha hanya bisa dilakukan ditahap 20% atas perintah ketua klan. "

"Sebagai hasilnya, nama yang akan disebutkan akan dievaluasi dan diberhentikan-"

penjelasan Abraham terhenti saat suara gebrakan meja terdengar dari salah seorang pria paruh baya yang sedang duduk dihadapannya.

"BAJINGAN INI-"

"APA MAU KAU BANGSAT?!!"

pria itu melotot kearah Chris, urat matanya adalah bukti betapa marahnya pria ini.

"Tenanglah Johan."

Sedangkan pria tua lain disampingnya nampak tenang, meski tatapannya tak pernah meninggalkan Christopher semilimeterpun.

"Garren-"

"Kau seharusnya paham betul bagaimana sistem klan Hakasin bekerja."

"apa kau sudah memikirkan konsekuensi dari keputusanmu ini?" Meski tak terlihat raut marah pada wajah keriputnya, namun mata pria itu memandang Christopher dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Apakah anda pernah melihat ketidakseriusan dari saya, tuan Xinn?"

Mendengar jawaban Chris Ia kemudian menghembuskan nafasnya berat.

"Aku tau hal ini pasti akan datang cepat atau lambat."

Pria paru baya itu berdiri, merapikan Jas dan topi yang ia kenakan.

"XINN, APA YANG KAU LAKUKAN?!!-"

"KAU TAK BISA MENERIMA KEPUTUSAN INI BEGITU SAJA!!"

Johan berteriak nyaring kearah Xinn, ia tak menyangka bahwa Xinn akan menerima hal tersebut begitu saja.

"Johan, biarkan saja.-"

"Dia akan segera menuai apa yang ia tabur."

"Kau sangat serakah Garren."

Johan, pria tua itu meludah kearah Chris lalu berkata.

"Bagaimana bisa kau membuang seluruh orang yang telah berkorban dan menjadi anjing setia ayahmu-."

POSSESSIVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang