........................................
Jill dan Maria nampak bingung saat mereka tepat berada didepan kamar Ami. Mereka tidak melihat satupun penjaga-penjaga bertubuh besar yang biasa menjaga kamar ini 1 x 24 jam. Apa ini bagian dari rencana yang telah Tuan Jason buat? pikir dua gadis pelayan tersebut.
"Jill, apa ini bagian dari rencana Tuan Jason?."
Air muka Maria yang bingung hanya dijawab kebingungan kembali oleh Jill.
"Entahlah, Aku juga tidak tahu. Beliau tidak mengatakan apa-apa tentang hal ini."
Dua pelayan itu segara masuk kedalam, mencoba mengecek keadaan nona-mereka.
Saat mereka masuk, Jill dan Maria langsung disuguhi pemandangan yang membuat hati mereka sedih,
Terlihat Ami yang duduk diatas ranjangnya sedang memasukkan sesuatu kedalam tas ransel kecil yang mereka tebak akan dibawa oleh nona mereka.
Jill dan Maria mendekat, ikut duduk di bibir ranjang sembari memandang Ami.
"Apakah anda yakin hanya membawa ini nona?."
Jill terus memandang tas ransel kecil yang dibawa Ami, ia sedikit bingung dengan ukuran tas itu.
"Kurasa, aku tidak memerlukan banyak barang, Jill-."
"Lagipula semua yang ada disini milik tuan rubah, aku tidak memiliki hak atasnya."
"Nona benar, kita harus melangkah ke depan, meninggalkan yang harusnya dibelakang." Maria segera menimpali perkataan Ami.
"Maria, kau terlalu melankolis." Jill mencibir, namun ia tahu bahwa yang dikatakan oleh Maria adalah yang memang harusnya Mereka- lebih tepatnya Ami- harus lakukan sekarang.
"Nona, mari memulai hidup baru bersama kami."
Maria mengambil tangan mungil nan halus Amia, lalu menggenggamnya lembut.
"Saya selalu berdoa agar nona-"
Belum sempat Maria menyelesaikan doa-nya tiba-tiba terdengar ketukan diarah pintu, yang sontak membuat mereka terdiam seketika.
'kenapa cepat sekali mereka datang'
Jill dan Maria memikirkan hal yang sama.
Mereka terdiam sejenak, namun Maria berinisiatif segara berjalan menunju pintu.
"Tunggu!!"
Jill dengan sigap menahan tangan Maria.
"Tunggu, Maria!!"
"Tuan Jason bilang lima kali ketukan." Bisik Jill
"Aku hampir melupakannya..." Maria merutuki dirinya yang hampir saja bertindak gegabah.
"Nona, tetaplah dibelakang kami."
"Apa yang harus kita lakukan Jill."
Maria sangat gugup sekarang, tangannya bahkan basah oleh keringatnya sendiri.
"Maria.. Jill.." Amia pun ketakutan saat melihat dua orang yang disayanginya ini terlihat sama ketakutannya seperti dirinya.
"Hitung ketukan pintunya."
Pandangan Jill terfokus kepada pintu yang ada didepan mereka.Tok
"1.."
Tok
"..2.."
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE
RomanceTanpa Ami sadari ia semakin memeluk erat Cilla yang ada dalam dekapannya. Langkahnya cepat meninggalkan hiruk pikuk pesta. Ia masih bisa merasakan pandangan pria itu masih tertuju kepadanya. Intuisi ini semakin nyata, Suami Iris adalah ancaman kehid...