....................Chris berjalan keluar dari ruangan besar itu, melangkah tanpa dosa pergi meninggalkan Hakasin yang terkapar di lantai, tidak menghiraukan orang-orang yang segera menghampiri ayahnya, berjalan melawan Arah, dan tak menengok kebelakang.
Tanpa pikir panjang, salah satu pria yang ikut menyaksikan kejadian tersebut sontak mengikuti Chris, ia terlihat panik dan segara menyusul langkah Chris yang sudah mulai menjauh.
Setelah mampu mengimbangi langkah Chris, pria tampan tersebut dengan cepat menyampaikan apa yang ia pikirkan sedari tadi.
"Kau seharusnya bisa menahan diri Chris." Suaranya berat, menandakan keseriusan dalam tiap kata yang ia ucapkan.
".........."
"Tindakanmu itu memperlihatkan kelemahanmu."
ia geram terhadap Chris yang begitu mudah terpancing emosi jika menyangkut si gadis kecil.
"Aku tau kau sangat menyukai mainanmu itu. tapi kuharap kau tidak menaruh hati kepadanya." Ia sudah habis akal dengan kelakuan Chris kali ini.
"..............."
Chris hanya diam, ia tidak menyalahkan atau membenarkan apa yang Asistennya katakan. Sungguh, Chris juga bingung, semua yang berhubungan dengan gadis itu selalu membuatnya gila.
"Kau harusnya-"
"Jason, Aku lebih tau apa yang harus ku lakukan."
Chris menghentikan langkahnya, tanpa membalikkan badan, Ia berhasil membuat Jason diam seribu kata.
"Jadi diam dan tutup mulutmu.."
......................................
Setelah meninggalkan Jason dalam kebisuan, Chris beranjak pergi ke sebuah ruangan yang di jaga oleh dua orang lelaki berbadan besar yang terlihat sangat menyeramkan. Tanpa menunggu perintah, salah satu dari mereka segera menyerahkan sebuah topeng bergambarkan kitsune¹ lalu memberi hormat kepada Chris dan segera membukakan pintu.
Sadar bahwa tuan mereka datang, dua orang maid perempuan meminta izin untuk keluar, membiarkan privasi tuan mereka dengan penghuni ruangan ini. Sebelum mereka keluar dari pintu suara berat Chris mengitrupsi mereka.
"Bagaimana keadaannya?"
"Nona, seperti biasa setelah makan beliau langsung tertidur tuan." Salah satu maid itu menjawab sopan.
"Hm, Pergilah."
Kedua maid itu membungkuk singkat dan segara pergi dari ruangan tersebut, pintu tertutup, menyisakan Chris dan si Nona di dalamnya.
Chris berjalan menghampirinya pelan, mencoba tidak membangunkan entitas yang sedang tertidur pulas di atas ranjangnya. Namun entah karena terlalu sensitif atau belum tertidur, si Nona terbangun. Ia nampak tidak terkejut dengan kehadiran Chris.
"Apa kabar Ami..."
Belum sempat Ami menjawab, Chris segara naik ke atas ranjang besar tersebut, tanpa pikir panjang segara ia ikut berbaring bersama dengan Ami, memeluk Ami mesra, melepaskan rindu yang selama seminggu ini harus ditahannya.
"Aku baik.. tapi.." suara Ami menggantung di udara.
"Tapi?"
"apa kau baik-baik saja, Tuan Rubah?..." Ami menyentuh lembut topeng Chris, ia belai pelan meski hanya sensasi dingin dari benda mati tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE
RomanceTanpa Ami sadari ia semakin memeluk erat Cilla yang ada dalam dekapannya. Langkahnya cepat meninggalkan hiruk pikuk pesta. Ia masih bisa merasakan pandangan pria itu masih tertuju kepadanya. Intuisi ini semakin nyata, Suami Iris adalah ancaman kehid...