Bab 25

3.9K 174 14
                                    


...........................

"Bangunlah.."

Amia dapat merasakan belaian lembut di pipinya. Ia terbuai dibawah alam sadarnya, lalu tanpa sadar memeluk tangan itu dengan kedua tangannya. hangat, sedikit kasar namun begitu besar.

Hanya sepersekian detik sensasi itu Ami rasakan, akal sehatnya kembali memimpin. Membuat ia segera membuka matanya. Melihat orang yang paling ia ingin hindari sedang dipeluk tangannya oleh dirinya sendiri.

"Ma-maaf."

Buru-buru Ami melepaskannya, namun Chris tak menanggapi. ia kemudian menarik pelan tangan Amia untuk beranjak dari kasur.

"Mandi, dan setelahnya kita akan pergi menjemput anakmu."

tidak ada jawaban ataupun tanggapan dari masing-masing. mereka membisu, membiarkan aliran waktu berlalu dalam hening.

"Kenapa kau melakukan ini?"

.......................

Selama diperjalanan, keduanya memilih untuk saling mendiamkan. Chris yang sibuk dengan gadget-nya dan Amia yang memandang jauh keluar jendela mobil. Hawa canggung itu menjulang tinggi diantara mereka terlebih kepada Ami.

Dalam hening itu, otaknya begitu berisik memperdebatkan dan mempertanyakan kewarasannya yang duduk diam seperti sedang dalam perjalanan tamasya dengan orang yang sedang menculiknya.

Pria ini, harusnya menjadi sumber ketakutannya.

Memisahkannya dengan anak-anaknya.

Memperkosa dirinya.

Sumber masalah hidupnya sekarang.

Sudah jelaslah Ami harus membencinya, namun kenapa ia begitu bingung.

Belum sempat pikirannya mendapatkan kesimpulan, tepukan pelan dipundak Ami membuyarkan semuannya.

"Ami, Kita sudah sampai." Suara maskulin itu menyapa lembut Indra pendengaran Amia.

Ami terdiam seperti orang dungu tanpa menjawab apalagi bergerak.

"Kau ingin aku menggendongmu keluar dari mobil?" Suara tawa pelan pria ini menghipnotis Amia untuk sesaat.

Amia paham bahwa ia sekarang sudah gila.

............................

"Mamaaaaa.."

Cilla dan Chris berlari menghampirinya saat melihat Amia masuk dari pintu kamar mereka.
Amia memeluk kedua anaknya erat dan menciumi mereka dengan penuh sayang. Ia sangat merindukan kedua anaknya. Ia pandangi wajah anaknya satu persatu memastikan tidak ada hal yang harus di khawatirkan lagi dan kemudian memeluk mereka kembali.

"Aku kangen mama.."

"Mama juga sangat—"

"Sangat merindukan anak mama..."

.....................

Setelah reuni singkat antara ibu dan anak yang mengharukan, aktivitas mereka kembali berlanjut,  Bermain, makan, dan melakukan banyak hal. Namun tentu hanya diperbolehkan didalam rumah besar tersebut.

Amia sempat bingung karena anak-anaknya terlihat menikmati waktu mereka. Apa ini mungkin efek mereka bisa bertemu kembali? Ia pandangi kedua anaknya, mereka terlihat sehat tanpa ada sesuatu pun yang terlihat mencurigakan. Apa Ami terlalu bepikir jahat tentang Chris?.

Chris juga terlihat berteman dengan pria tua yang ia panggil "Mayer". meski terlihat tua namun tubuh pria itu sangat besar dan sedikit menyeramkan menurut Amia, tapi itu berbanding terbalik dengan tutur kata lembut yang ia dengar saat pria tua itu berbicara kepada anaknya.

POSSESSIVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang