23.Dia Kenapa?

22 3 3
                                    

Kurang afdhol kalau belum follow akun author  sebelum baca🤗

Jangan lupa vote and komen guys, thank you🥰

Happy reading🥰

🎵🎵🎵

Perlakuan kamu seakan memberi secercah harapan untukku

Ari menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Mely. Mata tajamnya tak luput melihat wajah Mely, hingga perempuan berambut sepunggung itu benar benar turun dari mobilnya. Untungnya hujan sudah sudah reda, jadi Mely tidak akan basah kehujanan.

Sedikit merunduk saat Ari membuka kaca mobilnya, Mely berkata pelan, "Makasih tumpangannya, Ri"
Ari mengangguk, namun netranya enggan lepas dari sosok perempuan berhoodie itu.

"Thanks banget Mel, lo rela turun dari angkot demi nemenin gue" Ujar Ara yang ikut turun dari mobil.

Mely tersenyum manis, menggangguk. "Santai aja, gue juga seneng bisa lihat hujan di halte, hehe"

Ara menyentuh hodie milik Mely, membuat pemiliknya bingung "Ngomong-ngomong hoodie lo lucu deh Mel, dari tadi gue perhatiin terus, spill dong beli dimana?"

Mely sedikit mengerutkan keningnya. "Oh ini,ntar gue kirimin link tokonya"

Eh ngomong-ngomong soal hoodie, Mely jadi ingat sesuatu.

"Tunggu bentar, ya"

Mely berlari memasuki rumahnya. Hingga beberapa saat kemudian, ia kembali dengan paperbag ditangannya.

Disodorkannya paper bag itu kepada Ari, membuat semua orang disana terheran heran dengan tingkah tiba-tiba Mely.

"Hoodie yang pernah lo pinjemin ke gue. Makasih, dan sorry baru gue kembaliin, soalnya sering kelupaan bawa ke sekolah" Ari menerima paper bag yang disodorkan Mely. Ia mengangguk maklum. Ingat, Ari bukanlah orang yang banyak bicara.

Wendy heran ditempat, sebenarnya, sejak kapan Ari mengenal Mely?

Ara yang ikutan kepo lantas menarik paper bag, dan melihat isinya. "Ini hoodie kuning gue bego, pantes gue cariin kaga ada" Ara menoyor pelan kepala Ari.

"Salah sendiri ditinggal di jok motor" Bela Ari.

Tunggu sebentar.

Otak Mely ngebug.

Jadi yang ia kira itu hoodie milik gebetan Ari, ternyata milik Ara?

Wah, tepuk tangan untuk Mely, ia sudah suudzon dua kali kepada Ari.

🎵🎵🎵

"Nata! Tunggu dulu"

Nata menoleh, mendapati Farah sudah berada dihadapannya. "Apa cantik?"

Farah berdecak kesal, tidak Nata, tidak Riko, kelakuannya sebelas duabelas

"Lo mau ke kantin kan?"Nata mengangguk lugu. Pas sekali dengan wajah nya yang (sok) polos.

"Ketemu sama Ari kan?" Nata mengangguk lagi sebagai jawaban. Tapi kali dengan wajah yang malas.

"Tolong tanyain ke Ari, nanti ekstra renang nya masuk gak" Nata mengangguk lagi. Fyi, Farah memang mengikuti ekstra renang, dan kebetulan ketua ekstra renang adalah Ari.

Farah yang gerah dengan sikap Nata lantas menabok lengannya, "Jangan ngangguk doang, dilakuin"
"Iya iya, udah kan? Gue mau cabut. Mau makan cilor pak selamet" Nata melenggang pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Melliflous (ONGOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang