21.Time With You

30 3 0
                                    

Kurang afdhol kalau belum follow akun author  sebelum baca🤗

Jangan lupa vote and komen guys, thank you🥰

Happy reading🥰

🎵🎵🎵

Tulus, jangan pernah menggunakan perempuan sebagai pengalihan rasa sakitmu.


"ASSALAMUALAIKUM" Ucap Zidan memasuki rumahnya.

Mia mendesah pasrah, anak tunggalnya memang bebal sekali. Sudah dibilang agar jangan berteriak, tapi selalu saja diulangi.

Berjalan menuju dapur, Zidan menatap sang ibu tercinta sedang sibuk dengan adonannya. "Uluh uluh my mother" Zidan menowel bahu Mia lalu duduk di salah satu kursi makan.

"Tumben jam segini udah pulang, biasanya juga sampai waktu magrib baru keliatan batang hidungnya" Gerutu Mia masih fokus dengan kegiatannya.

Zidan menghela nafas, gara-gara Mely pulang dengan Ari, mood Zidan jadi agak down hari ini.

"Kenapa juga tuh mukanya kayak dimakan rayap?"

"Astagfirullah  ma, lancar banget kalau ngatain anak" Zidan mengusap dadanya mendramatisir.

Mia tertawa lebar. Dapat dihitung jari ia bisa selepas ini setelah insiden perceraiannya dengan Raden, ayah Zidan. Lukanya sedikit tertutupi berkat anak tunggalnya ini.

Seperti mengingat sesuatu, Mia menepuk jidatnya pelan. Dilepaskannya sarung tangan plastik, lalu menoleh kepada sang anak. "Mama sampai lupa, tadi ada cewek cantik kesini. Katanya nyariin kamu"

Otak Zidan mencerna. Hari ini kan ia tidak ada janji dengan siapapun. "Siapa ma?"

Mia mengedikkan bahunya, "mana mama tau, katanya mau nganterin berkas evaluasi gitu sih, mama lupa ih, Dan. Dia baru aja sih pulangnya, kamu gaada simpangan gitu sama dia? Kasian anak cewek pulang sore begini sendirian"

Berkas evaluasi.

Otak Cetek Zidan masih berfikir. Baru sepersekian detik ia ber 'oh' ria.  Langsung di sambarnya konci motor diatas meja dan beranjak pergi.

"Kemana lagi?"

"Nyariin orang yang tadi nyariin Zidan" Jawab Zidan sembrono.

🎵🎵🎵

Sial. Ia melihat arloji yang melingkar di tangan kirinya. Sudah jam setengah enam petang, namun sama sekali tak ada taksi atau angkot yang lewat. Kuota habis juga, tak bisa memesan ojek online.

Ara duduk merapat di pojok halte ketika seseorang tampak keluar dari salah satu gang sempit dekat halte.

"Sendirian neng?"

Ara takut-takut menoleh, bersiap untuk kabur jika ternyata yang bertanya adalah orang jahat. Namun ternyata, wajah Zidan lah yang tepat berada di sebelahnya. Kaget. Gemas. Kesal. Campur aduk jadi satu.

Plak.

Ara menggeplak bahu Zidan kesal, "hih ngagetin banget sih"

Yang digeplak malah senyam senyum tidak jelas, merasa sukses dan berhasil menjahili rival abadinya.

"Ngapain sih disini sendirian, mending bareng gue"

Ara memutar bola matanya malas, sifat menyebalkan Zidan keluar. "Mau pulang, awas" Beranjak berdiri, Ara membersihkan bajunya yang terkena debu, dan berkas-berkas nya yang sedikit terlipat.

Melliflous (ONGOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang