Kurang afdhol kalau belum follow akun author sebelum baca🤗Jangan lupa vote and komen guys, thank you🥰
Happy reading🥰
🎵🎵🎵
Persahabatan adalah tameng besar menghindari adanya perasaan
------Zidan Azri Pradipta------
Jam kosong adalah perasaan surgawi tersendiri bagi setiap siswa. Sudah menjadi naluri seorang siswa untuk berteriak senang ketika jam kosong diumumkan. Satu persatu dari mereka sibuk menggerombol untuk sekedar gosip atau bermain tidak jelas.
Dan kini XI MIPA 3 sedang mengalaminya.
Ada geng pojok yang bermain poker, dengan bedak bayi sebagai hukuman jika kalah. Ada yang sibuk belajar, ada pula yang menggerombol membentuk lingkaran untuk melihat biasnya berjoget di depan layar laptop. Lalu semuanya akan berakhir dengan jeritan-jeritan yang menggema ke seluruh kelas.
Namun tidak dengan seorang cewek berkuncir kepang yang tengah sibuk memandang lapangan dari balkon kelasnya.
Mely menatap Ari sambil senyum-senyum sendiri. Hatinya menghangat melihat interaksi Ari dengan papanya kemarin malam saat pulang ke rumah.
Begitu sopannya Ari menjelaskan kepada Gilang perihal 'pulang telat'.Kedua tangan Mely menangkup dagunya dan menikmati pemandangan yang sangat jarang dilihatnya. Ketika Ari memimpin pemanasan, ketika berlari, dan tertawa bersama dengan teman-temannya.
Sungguh nikmat Tuhan manalagi yang kau dustakan,mel.
Namun, netra Mely menangkap Kaila yang melambaikan tangan padanya. Sontak Mely pun ikut melambaikan tangan.
Oh,ya. Mely baru ingat. Sahabatnya itu kan sekelas dengan Ari.
Mata Mely menyiput melihat tingkah Kaila yang menghampiri Ari lalu mengatakan sesuatu.
Tak berselang lama, Orang yang sedari tadi ia perhatikan, mendongakkan kepalanya dan melihat Mely yang shock ditempat. Mely langsung membalikkan badan dan duduk di kursi depan kelasnya. Menghindari tatapan Ari dari bawah yang sangat tiba-tiba.
Benar-benar. Kaila harus di selending olehnya. Ini kan sama saja pencemaran nama baik Mely Antawirya. Pikir Mely.
Tapi Mely tak bisa membohongi dirinya sendiri, jantungnya berdegup sangat keras saat ditatap Ari, hingga terdengar ke telinganya. Alay kedengarannya. Tapi entah mengapa Mely menyukainya.
"AAAAA"
Mely menjerit sepuasnya. Mencoba menetralkan detakan jantungnya dengan jeritan. Untung koridor sedang sepi karena masih jam pelajaran. Dan yang terpenting, Ari tidak mendengarnya."Lo ngapain sih teriak- teriak nggak jelas,ini sekolahan tempat belajar, bukan hutan tempat tarzan"
Zidan mendudukkan pantatnya di sebelah Mely. Lelaki berambut cepak itu langsung keluar kelas ketika mendengar jeritan dari mulut Mely.Mely mendengus sebal.
"Ini gue lagi seneng, sirik amat deh""Ya jelas dong gue sirik, elo mengganggu ketenangan penghuni kelas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Melliflous (ONGOING)
Novela JuvenilMely, si gadis buta cinta dan terlalu peka itu menjatuhkan hatinya kepada sosok Arian Mahendra, lelaki dengan kelebihan vokal emas dan visual yang tak kalah berkelas dari oppa korea yang sering ditontonnya dari layar laptop. Berawal mendengarkan ira...