16.Sedikit Memberi Jarak

30 6 0
                                    

Kurang afdhol kalau belum follow akun author  sebelum baca🤗

Jangan lupa vote and komen guys, thank you🥰

Happy reading🥰

🎵🎵🎵

Semua hanya butuh waktu dan penempatan

"Anjay, kenapa gue bisa dilahirkan menjadi cowok setamvan ini? " Zidan berguman di depan kaca kamarnya.

Zidan segera menyambar tasnya dan keluar dari kamarnya. Hari ini adalah hari yang paling ditunggunya.

🎵🎵🎵

Asing.

Kata pertama yang kini mewakili suasana pada lingkungan yang dipijaki Arabella Putri Mahendra.

Kini ia sedang duduk di kursi tunggu ruang OSIS bersama dengan rekan wakil Ketua OSIS sekolahnya. Ya, Ara adalah Ketua OSIS SMA Gajah Mada. Dan kini mereka sedang bertamu di sekolah tetangga, SMA Taruna.

Suara decitan pintu membuat kedua orang yang diam ditempat kini memusatkan perhatian pada sosok lelaki tinggi dan jangkung yang membuka pintu.

"Pagi Yorobuuun"

Zidan mendaratkan bokongnya tepat di bangku depan Ara. Bohong jika ia tidak melihat keberadaan Ara sebagai tamu sekolah. Tapi prinsip Zidan 'ora ngopeni'

Reinald datang dengan dua buah map lalu diberikannya kepada Ara.
"Nih, ntar lo coba lihat-lihat dulu, kalau sekiranya ada tambahan acara, lo bisa langsung hubungi Zidan"

Ara mengangguk tanda mengerti.

"Lah, kok gue? " Kini suara cowok bermata sipit itupun menginterupsi mereka.

Reinald berdecak kesal "Lo kan seksi acara nya, kemarin ikut rapat gak sih? "

Zidan hanya nyengir tanpa dosa, membuat Reinald memutar bola matanya malas.

"Oke, berkasnya udah gue terima, kalau gitu gue izin balik. Terima kasih kerjasamanya"

Ara mengulurkan tangannya, lalu disambut oleh Reinald.

"Semoga tahun ini bazar menjadi lebih meriah dari tahun lalu"

Ara tersenyum, lalu mengangguk setuju.

Zidan mendengus kesal melihat pemandangan di depannya, ia pun berlalu sambil berkata, "Ati-ati Rei, Entar lo diembat sama 'Si Tengil' itu. Ingat Kaila."

Yakin. Ara sangat yakin ingin membunuh seorang Zidan Azri Pradipta saat ini juga.

🎵🎵🎵

Mely melangkahkan kakinya menuju kantin. Mata belonya menangkap lambaian tangan Faila di salah satu bangku kantin. Ia pun berjalan mendekat kepada kedua sahabatnya itu.

Namun belum sampai tempatnya, seseorang didepannya tak sengaja menabrak kaki meja, hingga sedikit oleng dan berakhir menubruk Mely.
Na'as nya lagi, perempuan itu membawa semangkok batagor, hingga bumbu batagor itu dengan indahnya mengenai sebagian seragam putih Mely.

Melliflous (ONGOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang