17.Cerita Pulang Sekolah

31 5 0
                                    

Kurang afdhol kalau belum follow akun author  sebelum baca🤗

Jangan lupa vote and komen guys, thank you🥰

Happy reading🥰

🎵🎵🎵


Cantik doang, gak berani nyatain perasaan

-Zidan Azri Pradipta-

Tepat besok pagi adalah perayaan anniversary SMA Taruna, mau tak mau seluruh kelas sibuk membersihkan, menghias, hingga berlatih untuk pentas seni.
Begitu pula dengan kelas Ari yang tak mau ketinggalan. Padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul empat sore.

"Karena udah jam empat, kita break bentar. Monggo buat yang pengen sholat atau bersih-bersih diri" Ucap Dian, selaku wakil ketua.

Bersiap untuk menunaikan kewajibannya, ponsel milik Ari bergetar menandakan ada panggilan masuk.

Diusapnya tombol hijau, hingga terdengar suara dari seberang sana.

"Halo, Ri. Buset di telepon susah amat"

Ari memejamkan matanya. Suara Ara memang benar-benar membahana.

"Gue sibuk, kalau nggak penting gue matiin nih"

"Eh ya jangan dong, pulang sekolah nebeng ya? Jemput sekalian"

"Gue pulangnya agak telat, Ra"

Seseorang menepuk pundak Ari dari belakang membuatnya menoleh.

Riko menyengir saat Ari mengerutkan keningnya, "Ara tuh Ri?" Tanya Riko antusias.

Ari hanya berdehem singkat.

"Ih, Ari lo dengerin gue gak sih?"

Suara membahana Ara menginterupsi Ari kembali.

"Iya, gue denger. Gapapa, gue juga pulang sore. Gitu kan?"

"Hehehe, yaudah gue tutup nih, jangan lupa loh"

Tut.

Sambungan terputus secara sepihak. Tentu saja Ari yang memutuskan lebih dulu.

"Ri, minta nomernya dedek Ara dong, dari dulu gak dikasih" Riko menodongkan tangannya nelangsa.

Ari tersenyum simpul. Lalu menarik Riko ke dalam rangkulannya sembari berjalan keluar kelas. "Sholat dulu, minta sama Yang Diatas"

"Nggak gitu konsepnya anjim" Riko menoyor pelan kepala Ari.


🎵🎵🎵

"Hari ini gue nggak bawa motor loh, Mel." celetuk Zidan tiba-tiba.

Mely yang sedang mengikat tali sepatunya lantas mendongak, menatap wajah Zidan heran.

Mely berdecak kesal, "kenapa nggak bilang dari tadi sih, tau gini gue mending nebeng Farah"

"Nggak setia kawan banget lo, Mel. Gue kesusahan lo tinggal. Giliran gue dapet keberuntungan, lo nempel mulu"

Mely tersenyum cengengesan, "Canda elah, baperan deh kayak cewek" Disenggolnya bahu Zidan keras, membuat si empunya menoleh kesal.

"Ini nih yang bikin gue heran, kenapa ada makhluk nyebelin spesies lo didunia ini" Zidan menggeleng pasrah, "hidup lagi" Imbuhnya.

Melliflous (ONGOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang