1

10.2K 729 128
                                    

'Six Man'

"Law bangun nak asu! Bangun woi! Bangun atau gue bom nih kontrakan! Bangun woi gue belom nyontek pr lu!" Teriak pria berambut merah nyentrik dari depan pagar kontrakan tersebut. Nampak pria bersurai hitam dengan kantung mata tebal mengeluarkan kepalanya dari jendela. Pria tersebut masih setengah sadar kemudian berteriak.

"Sabar, anjing!" Ujarnya ngegas. Pria berambut merah di bawah bernama Kid berusaha memanjat pagar besi di depan karena kesal.

"Law, nak asu sini lu!" Beruntung pria bersurai kuning panjang di belakangnya berhasil menahan aksi Kid.

"Nyontek aja banyak gaya lu!" Lanjut Law dari atas sana berteriak. Teriakan sarkas dari bawah semakin menjadi-jadi. Pria berambut hitam tersebut tak peduli dan memilih untuk segera mandi di lantai bawah.

Untuk informasi tambahan kenapa Kid yang notabene seorang preman mau berangkat pagi. Pertama, dia harus nyontek pr dari Law. Kedua, dia belum makan jadi harus malak murid lain buat sarapan. Ketiga, dia mau jadi anak disiplin tapi boong dia udah cape aja manjat pager karena telat.

"Ace! Woi adek lu bangunin sono!" Sanji berteriak dari dapur di lantai bawah. Ace yang sibuk nyari kaos kaki di ruang tamu segera menghampiri Sanji. Beberapa detik setelah sampai di sana. Satu potong daging besar berhasil di tangkap oleh Ace dari Sanji.

"Pakek itu buat bangunin Luffy." Perintah mutlak Sanji yang masih sibuk nyiapin sarapan.

"Bentar, ji. Ini kaus kaki bunga Kamboja gue ilang satu pasangannya." Ujar Ace merasa gelisah karena kaus kaki tersebut adalah favoritnya. Hadiah dari Luffy hasil dari mijetin Garp. Hadiah pertama dan mungkin terakhir dari Luffy.

"Ya mana gue tempe!" Sanji berujar bodo amat. Tangannya yang lihai segera memasukkan makanan pada kotak bekal. Ace yang merasa frustasi akhirnya memutuskan untuk segera membangunkan adiknya. Ia mendobrak pintu kamar bertuliskan tersebut. Kemudian menemukan Law yang sudah rapi berangkat ke sekolah dan adiknya yang masih sibuk menjelajah mimpi.

"Law lu tau kaos kaki Kamboja gue dimana?" Ace berjalan mendekati Luffy dan mengibaskan daging di tangannya. Seketika pria dengan luka di wajah tersebut bangun dan mengigit daging di atas.

"Dagiiing!" Teriak Luffy menggelegar. Ace segera melempar daging tersebut ke kamar mandi dengan Luffy mengikutinya.

"Kamboja? Kalau Kamboja kuning tadi gue liat di bawa sama Sabo-ya." Jelas Law yang segera keluar kamar menuju ke dapur. Ace yang mendengar bahwa kaos kaki tersebut di bawa Sabo segera berlari menuju pria itu.

"Sabo!! Jangan woi!" Teriak Ace menahan tangan Sabo yang hendak menaruh kaos kakinya ke cucian.

"Apa sih njer!?"

"Jangan di cuci!"

"Udah bau bunga bangkai masih aja di pakai!"

"Tapi gambarnya Kamboja!"

"Bodo anjing!"

"Pikir dong itu kan hadiah dari Luffy masa mau di cuci!"

"Apa hubungannya, sih?"

"Intinya jangan di cuci!" Ace berteriak tak mau kalah. Sabo memukul kepala pria di depan mentah-mentah. Ia segera memasukkan kaus kaki busuk tersebut kedalam cucian yang terendam air bunga tujuh warna.

"Lepas!" Ace menatap Sabo bingung. "Apanya sih, bo?"

"Lepas!"

"Jangan mesum lu njir!"

"Gue gak nafsu ama orang yang jarang mandi kek lu, woi!" Sabo segera melepas kaus kaki di kaki kanan Ace dan ikut menaruhnya kedalam cucian. Tiba-tiba pintu bilik kamar mandi kedua terbuka menampilkan pria berambut hijau lumut yang kebingungan.

"Perasaan gue tadi ke dapur deh." Gumamnya cukup jelas membuat kedua pria lainnya menghela nafas panjang.

"Goblok!" Seru kedua pria yang tadi sempat ribut bersamaan.

"Sanji-ya bekal ku?" Law yang sudah berada di dapur segera meminta bekalnya agar teriakan kebun binatang di depan pagar segera berhenti.

"Oh, Law! Ambil kotak hitam seperti biasa tanpa roti." Ujar Sanji tanpa menatapnya dan lebih memilih sibuk mencuci piring. Law mengangguk walau tak mungkin terlihat oleh Sanji.  Ia segera melesat keluar menemui teman satu kompleknya tersebut.

"Anak asu, lama banget lu monyet!" Kid berujar ngegas dengan wajah memerah marah. Killer yang berada di sampingnya hanya bisa menahan pria tersebut agar tenang.

"Brisik lu, buruan ke kelas biar kalian bisa nyalin jawaban." Law berjalan mendahului kedua pria tersebut.

Setelah kepergian Law, muncullah Zoro dan Sabo dari kamar mandi. Sanji sedikit mengernyitkan dahinya bingung.

"Biasalah." Sabo berujar menjelaskan dengan satu kata.

"Gue mau ke kamar dulu bantuin Aceng cari kaos kaki." Setelah mengucapkan hal tersebut Sabo menghilang naik ke lantai atas.

"Sanji makan!" Teriak Luffy menuruni tangga.

"Punya gue yang warna ijo kan?" Zoro berucap di angguki Sanji yang memasukkan bekalnya ke dalam tas. Ia melempar kotak bekal berwarna merah pada Luffy.

"Jangan di makan sekarang!" Perintah Sanji di angguki Luffy dengan tak terima. Ia memasukkan bekal tersebut ke dalam tas.

"Ya udah ayo berangkat!" Zoro memimpin di depan seketika Sanji menarik kerah pria tersebut ke belakang.

"Eeeh! Yang ada kita gak bakal nyampai sekolah."

"Shishishishi, Ayo makan! Eeh–berangkat!"

___________________________________________________

Ya jadi tuh gini nah, nah iya gitu.

:v

Rectangular [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang