11

3.3K 452 166
                                    

'Panas'

Luffy akhirnya sampai di dalam kamar mereka. Ia merebahkan Law di atas kasur. Lalu membuka bajunya yang basah akibat keringat.

"Mau mandi?" Pertanyaan spontan membuat Luffy jantungan.

"To-torao?"

"Mau mandi?" Tanya Law sekali lagi. Matanya berkedip seolah mau tertutup kembali. Luffy mengangguk sebagai jawaban. Pria bertopi putih melempar benda tersebut ke sembarang arah. Luffy melihat ke arah mana topi itu terjatuh tanpa sadar pemiliknya mendekat.

"Eh To-torao!" Law menghimpit pria yang lebih kecil ke dinding mengurungnya dengan kedua tangan. Wajah Law mendekat membuat Luffy menciut takut. Secara naluri memejamkan mata. Semilir angin meniup dahinya. Hingga poni Luffy terangkat berantakan. Law meniup kepala Luffy.

"Eh?" Pria yang lebih pendek takut-takut membuka mata.

Beberapa detik kemudian rasa sake terasa di mulut Luffy. Bibir pria di depan bergerak ganas memasukkan lidahnya tanpa permisi. Luffy terdiam karena terkejut. Tapi ketika lidah Law mulai memasuki mulutnya. Sang pemilik topi jerami langsung panik.

"Tor-anh!" Saat mulut si pendek terbuka lidah Law berhasil masuk dan mulai bermain di dalam sana. Luffy berusaha mendorong dada bidang pria tersebut. Tapi usahanya sia sia.

Pria dengan luka di pipi mengeram frustasi. Seharusnya menyingkirkan Law itu mudah. Tapi kenapa pria itu tak mundur secenti pun? Apa karena mabuk bisa jadi buff tambahan? Mungkin, tapi tanpa Luffy sadari ia juga tak mau hal ini berakhir cepat.

"Mnpph...ah~" Lidah Luffy bergerak berusaha mengusir milik Law dari sana; atau mungkin tidak. Tangannya mencengkram erat pundak pria bertato dengan erat. Karena kaki Luffy kini terasa lemas seperti jelly yang tak bisa menahan berat tubuhnya. Law yang sadar akan hal itu memegangi pinggang si topi jerami.

Di rasa oksigen mulai habis Luffy memukul dada Law keras. Pria di depan melepas ciuman. Hingga benang saliva panjang terbentuk dan putus mengenai dagu keduanya. Wajah mereka memerah padam karena panas dan hal lain. Law menjilati dagunya dengan sensual membuat Luffy terpana.

Law kembali mendekat tapi sebelum kejadian tadi terulang. Luffy berhasil menahan pergerakannya. Pria sangar tersebut mengerutkan dahi kesal karena aktivitasnya terhenti.

"Mugiwara-ya!" Panggilnya dengan nada berat dan rendah membuat Luffy merinding. Karena terdengar sangat erotis dan dominan.

Law membelai pipi merah tersebut lembut. Kemudian mendekat lagi secara perlahan. Ia menjilat sisa saliva yang menempel pada dagu Luffy hingga tak tersisa. Kemudian menjauhkan wajahnya. "Gochisousama~"

Setelah ucapan Law tersebut Luffy segera lari menyelamatkan diri masuk ke dalam kamar mandi. Ia mengunci pintu tergesa-gesa. Lalu menyender pada dinding untuk menormalkan detak jantung. Luffy menatap wajahnya yang memerah pada cermin wastafel. "Akh-!" Teriaknya berhasil di tahan oleh akal sehat.

Luffy akhirnya memilih untuk mandi dengan khidmat. Sekaligus menghilangkan rasa panas pada tubuhnya. Ia harap ini cuma mimpi tapi juga tidak.

____________________________________________________

Di kamar duo rival kini tengah ramai karena pertengkaran. Beruntung ruangan mereka kedap suara. Sanji memeluk lemari baju tak mau untuk mandi. Sedangkan Zoro tak tahan dengan bau pria tersebut. Ia menggeret si pirang ke kamar mandi.

"Oi, alis keriting! Buruan mandi!"

"Gak mau!"

"Buruan!"

"Enggak!"

Zoro akhirnya pasrah ia memutuskan untuk pergi mandi meninggalkan Sanji. Merasa teman sekamarnya diam dan menjauh. Koki pirang ini panik di buatnya. Ia memegangi kaki Zoro lebih tepatnya memeluk erat.

"Huaaaa jangan pergi, hik!" Ujarnya merengek sembari cegukan. Zoro yang merasa risih menggoyang-goyang kakinya kesal.

"Minggir!"

"Hik!" Pria pirang tersebut masih kukuh pada tekadnya.

"Kalau gak mau gue pergi, sekarang mandi!" Tanpa Zoro sadari Sanji mengangguk setuju. Ia melepas pakaiannya lalu membuang kain-kain tersebut ke sembarang arah. Kini Sanji dalam keadaan telanjang bulat membuat Zoro meneguk salivanya kesusahan.

Glek!

Sanji dengan tubuh putih polos terekspos tanpa benang sehelai pun. Rambut pirang dan mata biru terangnya bersinar terkena cahaya bulan. Lalu jangan lupakan wajah merah padamnya yang menggoda.

"Lemaaas~" Sanji menjatuhkan diri pada Zoro. Ia menutup matanya dengan dengkuran halus. Pria bersurai hijau memanas karenanya. Tubuh Sanji kini menyentuh Zoro tanpa pakaian. Ia menggendong si pirang lalu menurunkannya di atas bathup. Koki pecinta wanita tersebut membuka mata karena merasakan dingin dan kerasnya bathup.

Tanpa aba-aba Zoro menyalakan air yang sudah di atur dalam keadaan hangat mengejutkan Sanji. "Waaaa!" Pria tersebut berdiri hendak lari tapi berhasil di tekan oleh Zoro untuk kembali duduk.

"Ahh, dingin." Sanji memegangi kedua tangan Zoro yang menekan pundaknya.

"Udah diem dulu." Wajah Zoro kini semerah milik Sanji walaupun ia tak mabuk.

"Lu merem!" Perintah pria bersurai hijau. Sanji menggeleng keras. Pria satu ini walau dalam keadaan mabuk tetap saja keras kepala membuat Zoro geram. Ia menutup kedua mata Sanji dengan telapak tangannya. Lalu segera menuang sampo ke atas rambut kuning di depan dan menggosok perlahan. Anehnya kali ini Sanji hanya terdiam patuh tak memberontak. Zoro pun akhirnya melanjutkan. Kemudian mengguyur pria tersebut dengan air.

Setelah selesai menyiram rambut Sanji, ketua klub Kendo tersebut mengambil sabun.

"Zoro..."

"Hm?" Zoro berdehem sebagai jawaban ia menoleh ke arah Sanji yang menatapnya. Pria pirang tersebut tersenyum lebar. "Hehe.."

Sanji mengayunkan air mengenai Zoro. Hingga si Marimo basah kuyup. "Cih, lu ngapain sih beg-"

Byuur!

Tangan Zoro di tarik oleh koki mesum tersebut. Hingga separuh tubuhnya terendam air bathup. Sanji terkekeh geli melihat wajah geram Zoro dalam keadaan basah kuyup. Pria bersurai lumut melepaskan pakaiannya sampai bawah. Kini Sanji yang meneguk salivanya kesusahan. Tubuh atletis Zoro begitu menggoda terutama di bagian bawah.

Zoro memasukkan tubuhnya kedalam bathup dengan Sanji berada di depan. Kali ini pria tersebut lebih diam matanya juga hampir menutup. Pria satunya menepuk pipi Sanji pelan membangunkan.

"Oi, koki mesum!" Sanji mengerjapkan matanya memahami situasi. Kini ia telah sadar dari mabuk 90%. Hal pertama yang di lihat adalah hijau, lumut berbicara?

"Eh?" Kamar mandi? Basah? Telanjang? Lumut ngomong? ZORO?

"Waaah!!" Kaget Sanji loncat dari bathup dan berlari terburu-buru tak lupa mengambil handuk. Tapi sayang jari kelingking kakinya menabrak ujung pintu. Ingin rasanya Sanji berjongkok dan berteriak. Namun di urungkan niatnya karena merasa malu dan tak paham dengan keadaan saat ini.

Sanji membuka pintu keras dan menutupnya tak kalah kuat meninggal Zoro seorang di dalam kamar mandi. "Hah? Dasar bodoh!" Zoro menenggelamkan setengah kepala kedalam air menutupi wajahnya yang memerah. "Sialan!"

Sedangkan di tempat lain ada Sanji dengan handuk melilit dada sampai paha karena panik. Ia duduk di pinggir kasur menenangkan diri. Ingatan-ingatan saat mabuk kini tampil jelas melintas kepalanya. Sanji tertunduk malu mengusak rambutnya frustasi.

"ARGGGH!!"

Btw butuh ada adegan 18+ kagak?

Rectangular [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang