'Dokter dan Topi jerami'
Setelah berhasil kabur dari Sabo kini Luffy dan Law berada di dekat taman. Mereka memutuskan untuk berjalan-jalan ke taman tersebut sekalian berkencan.
"Torao, es krim!" Tarik Luffy sembari menunjuk pedagang es krim di depan. Mereka berlari kesana dan memesan satu es krim besar dengan tiga warna. Lalu duduk di kursi bawah pohon. Law menyender pada kursi dan terlonjak kaget saat si topi jerami kini duduk nyaman di antara pahanya. Luffy menyender pada dada bidang Law.
Ia memakan es krim di tangan dengan khidmat. "Torao mau?" Law menggeleng sebagai jawaban. Setelah beberapa menit akhirnya Luffy tiba di bagian cone bawah. Es krim di tangannya keluar dari cone dan mengalir di pergelangan tangan kiri Luffy.
"Waah!" Saat pria pendek itu ingin menjilati lengannya. Calon dokter di belakang menahan Luffy. "Jorok Luffy-ya. Kalo mau lagi kita beli. Bajumu juga kotor." Luffy bergerak tak nyaman. Akhirnya mereka pergi ke WC umum. Law memberikan jaketnya sebagai pengganti baju milik Luffy yang kotor.
"Tadaaa!!" Seru pria dengan luka di pipi tersebut dengan senyum lebar. Ia berputar-putar memamerkan jaket yang di gunakan.
Wajah Law sedikit bersemu ia menggandeng jemari Luffy dan membawanya berjalan. Mereka menghabiskan waktu sebagai besar dengan mencari kuliner. Hingga Law rasanya akan memuntahkan isi perut. Berhentilah mereka untuk yang ketujuh kali di pedagang kaki lima. Kali ini Luffy memilih pedagang permen kapas."Law-san!" Seorang gadis tinggi dengan rambut hijau panjang mendekati keduanya. "Monet." Ujar Law menatap kearah lawan bicara. Gadis bernama Monet tersebut menelisik sekeliling Law dan menemukan Luffy di sampingnya. Ia menyeringai tipis.
"Aku merindukanmu, Law." Peluk Monet pada pria di depan begitu erat. Pemilik topi putih tersebut terkejut tak sempat bertindak. "Hah!?"
Luffy melihat pemandangan itu dengan mata tajam. Ia menarik Law paksa dari gadis di depan. Lalu memeluk lengan kanan Law erat. "Milik ku!" Ujarnya kesal. Monet menatap mereka dengan penuh kemenangan. "Fufufufu sudah kuduga."
Law memerah padam kali ini begitu jelas. "Mo-monet jangan bilang siapapun tentang ini." Monet malah memperlihatkan rekaman video peristiwa tadi. "Ups sudah terkirim ke grup." Ia segera berlari pergi takut terkena amukan pria bertato tersebut.
Saat Law hendak berlari mengejar Monet, lengannya di peluk makin erat oleh pria di samping. "Kenapa mereka ga boleh tau kalo Torao punya Luffy?" Ujar pemilik luka di pipi tersebut sendu memajukan bibirnya beberapa centi.
Law gelagapan menghadapi kekasihnya yang tengah bersedih. Karena bukannya tidak ingin ada yang tau. Law cuma tak ingin di pojokan oleh orang-orang rumah jika memiliki kekasih. Namun itu biarlah terjadi karena kini Law harus fokus pada Luffy saja. Ia mengelus surai hitam pria di samping lembut dan memeluknya hangat. "Mereka boleh tau kok. Bahkan harusnya seluruh orang di dunia harus tau tentang hubungan kita." Law mengecup kepala Luffy dengan lembut cukup lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rectangular [END]
FanfictionKisah cinta dari empat orang yang tinggal satu atap dan bertemu setiap harinya. #Lawlu #Yaoi #Zosan