14

3.1K 371 179
                                    

'Duo North Blue'

Sanji seperti biasa bangun paling awal. Keadaan pagi ini terjadi seperti hari pada umumnya. Sabo turun dari tangga membantu Sanji memasak. Kemudian Ace bangun dan segera melesat mandi. Keempat ada Law yang menuruni tangga dengan seragam lengkap. Ia terbangun lebih awal karena suara Sanji yang membuka pintu.

"Udah mau berangkat?" Tanya Sabo melihat pria bertato tersebut telah rapi.

"Iya."

"Kayaknya Zoro sama Luffy belum bangun. Law bangunin mereka sana." Ujar Sanji yang sedang fokus memotong daging.

"Kuncinya?"

"Semalam kunci kamar mereka gue bawa. Jadi ga bakal di kunci." Jelas koki pirang tersebut di angguki si pria bertato. Law melangkah kembali menaiki tangga menuju lantai dua. Ia membuka pintu bertuliskan ZS dan betul saja tak terkunci.

Nampak pria lumut tengah tidur di atas karpet dengan stik game di perut. Sedangkan Luffy tiduran telentang di kasur dengan stik game masih berada di genggaman. Law tebak kedua orang tersebut habis bergadang main game. Segera ia membangunkan Zoro dengan manusiawi. Ia menjepit kedua lubang hidung pria tersebut membuatnya kesusahan bernafas dan bangun dengan keadaan ngos-ngosan.

"Ohayou, Zoro-ya."

"Hah–ah hah, dokter sialan!" Zoro yang kesal lebih memilih untuk pergi mandi dan menutup pintu dengan kasar.

Tersisalah Law dan Luffy di kamar. Pria suram ini kembali melakukan hal yang sama pada Luffy. Si topi jerami terbangun dengan nafas memburu menatap sang pelaku dengan kesal. Wajah Luffy cemberut dengan bibir maju beberapa centi dan alis menukik tajam.

"Pffft–ahahahahahaha!" Law tertawa puas memegangi perutnya. Sedangkan sang korban kini sedikit menganga. Karena kagum melihat karya indah Tuhan di depannya. Setelah sekian lama Luffy bisa melihat tawa Law yang sangat langka. Tapi bukan berarti pria tersebut di maafkan.

Luffy kembali pada wajah awal dengan sedikit rona merah di wajah. "A–apa yang lucu?"

"Kamu."

"Hah—!!" Luffy memalingkan mukanya. Lalu menarik topi jerami menutupi wajah. Telinganya memerah kontras dengan pipi. Law tau itu, ia tersenyum kecil mengelus kepala pria di depan yang berbalut topi jerami.

"Mugiwara-ya."

"Hm?"

"Aku minta maaf tentang apa yang terjadi malam itu." Ujar Law pada intinya. Walau ia tak ingat apa yang di lakukan saat itu. Luffy membuka topinya dan menatap sedih sedikit suram ke arah Law. Pemuda bertato melihatnya terkejut.

"Mugi–"

"Maaf? Ah jadi itu cuma kesalahan?" Luffy berujar sedikit gemetar. Tangannya meremas kuat lengan seragam Law.

"Sebenarnya aku tak ingat, tapi kalo karena hal itu kita marahan. Lebih baik minta maaf bukan?" Law gelagapan menanggapi pria di depan yang terlihat sedih dengan jelas.

"Lebih baik minta maaf? Jangan ngomong lagi sama gue sebelum lu inget! Gue cuma perlu kepastian." Luffy menghentakkan kaki kesal dan berlari pergi menuju kamarnya untuk mandi di kamar mandi. Meninggalkan seorang pria tinggi yang mematung merasa bersalah.

Rectangular [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang