'Kereta'
Hari Minggu Sanji sudah dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani. Setelah tadi pagi ikut senam aerobik sama cewek-cewek komplek. ia berjalan pulang dengan girang sesekali melompat.
"Kaya bocah aja." Zoro berujar cukup nyaring sembari memegang selang untuk menyiram bunga. Jangan salah sangka, bunga di depan kontrakan tersebut milik Sabo bukan dirinya.
"Syirik aja lu lumut." Sanji masuk melewati gerbang. Tiba-tiba teriakan familiar datang mendekat.
"Sanji makan!!" Luffy berlari melewati gerbang. Karena jalan cukup licin pria bersurai hitam tersebut menabrak Sanji. Kemudian jatuh bersama.
Beruntung belanjaan Sanji selamat di tangan Law yang kebetulan membuka pintu rumah. Sedangkan ia dan Luffy kini penuh dengan lumpur dan basah.
"Luffy!" Sanji menendang perut Luffy membuat pria tersebut menjauh.
"Shishishishi, Gomen." Luffy tertawa dengan tangan yang terulur pada Sanji. Saat kedua orang tersebut mau memasuki rumah. Law menghalangi mereka.
"Minggir lu Law!" Bentak Sanji yang udah badmood.
"Zoro-ya siram!" Zoro mengancungkan jempol dan mengarahkan selang pada dua orang tersebut.
"Tunggu mar—!" Air mengenai wajah Sanji bergantian dengan Luffy.
"Pffft–ahahahah kena hujan di mana dek?" Gelak tawa Zoro menggelegar. Ia terus mengarahkan selang tersebut pada mereka.
"Kepala lumut sialan!" Sanji berlari ke arahnya menarik selang tersebut hingga airnya terciprat kemana mana. Law yang merasakan bahaya segera berlari masuk. Tapi tiba-tiba pria bersurai hitam sama dengannya memeluk law dari belakang.
"Gak adil masa Torao doang yang bersih!" Luffy memeluk Law dari belakang dengan erat. Membiarkan baju temannya tersebut ikut basah dan kotor.
"Oi Mugiwara-ya! Lepas!" Law menaruh belanjaan kedalam. Lalu berusaha melepas pelukan tersebut. Tapi bukan rahasia lagi kalau tenaga Luffy jauh lebih besar darinya. Usaha Law hanya sia-sia. Pria berwajah datar tersebut memutar badannya berharap terlepas dari pelukan maut Luffy.
Dua orang lainnya masih sibuk berebut selang. Akhirnya Sanji berhasil mendapatkan benda tersebut. Ia mengarahkannya pada Zoro membuat pria berambut hijau itu basah kuyup. Kemudian Zoro menginjak selang hingga air berhenti keluar.
Sanji mengarahkan kakinya menendang tulang kering Zoro. Selang kembali mengeluarkan air. Tapi bukannya mengarah pada Zoro, air malah mengenai Law.
"Ah, go–gomen Law." Sumpah Law kayaknya salah masuk kontrakan deh. Pria dengan kantung mata tebal tersebut melepaskan paksa pelukan Luffy dan berhasil. Namun sedetik kemudian pria pendek ini berhasil memeluknya dari depan.
Kaki Luffy mengunci pinggang Law dan tangannya memeluk leher pria di depan. Luffy menatap wajah tanpa ekspresi tersebut dengan ceria. "Shishishishi, jangan pikir bisa lari!"
Pria pirang dengan luka bakar di wajah mencuatkan kepalanya dari jendela lantai dua. "Zoro bukanya tadi gue nyuruh lu nyiram bunga? Ngapain lu malah main air!?"
"Luffy kalo abis jogging itu mandinya di kamar mandi!"
"Sanji lu mau masak atau kita kelaparan sampai siang hah?"
"Law buruan ambil laundry. Baju gue abis njir!"
Sabo berteriak dari atas dengan handuk melilit pinggangnya. Ia menatap kesal ke arah bawah. Setelah perintah Sabo terdengar. Keempat orang di bawah segara ngacir pergi ngelakuin tugas masing-masing ;dengan baju basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rectangular [END]
FanfictionKisah cinta dari empat orang yang tinggal satu atap dan bertemu setiap harinya. #Lawlu #Yaoi #Zosan