'Damai'
"Lu tau darimana, Zor?" Tanya Ace memecah keheningan. Raut wajahnya masih shock terkejut. "Gue ga sengaja denger percakapan kalian di atap."
"Jadi ini beneran?" Sanji bertanya, bingung. Semua mata menuju kearah Luffy.
"Iya." Bukan si Topi jerami yang menjawab melainkan preman pipa rucika yang menyahut. "Maaf, ffy. Tapi gue mau bantu lu." Ia mengelus surai hitam adiknya dengan lembut.
"Jadi gimana Law?" Tanya Sabo menatap pria yang sedari tadi diam mematung.
"Aah-sebentar gue bingung harus bilang apa." Law memegang kepalanya yang pusing. Ia melirik ke arah Luffy yang tengah menunduk tak berani menatapnya.
"Mugiwara-ya..." Bukannya menjawab, si pemilik nama malah berlari kabur keluar rumah. Tujuannya saat ini adalah pergi dari hadapan Law. Luffy merasa malu dan takut bersamaan. Ia tak paham perasaan apa yang dimilikinya pada pria bertato tersebut.
Ia tak tau sejak kapan rasa itu ada. Tapi Luffy yakin rasanya selalu menyenangkan saat bersama Law. Namun kini perasaannya gundah. Ia takut jika Law tau isi hatinya, kemudian menjauh. Luffy belum siap.
"Mugiwara-ya, cih!" Law tak mau Luffy pergi lagi darinya. Tidak setelah ia tau akar permasalahan saat ini. Walau belum tau apa yang harus di katakan. Law harus mengejar si topi jerami agar tak semakin jauh dari pandangan.
Keempat pria lainnya terdiam, saat Ace hendak mengejar mereka. Sabo menahannya, "Biarin adek kita dewasa." Satu kalimat menghentikan langkah kaki pria yang lebih tua. Ace mengusap wajahnya kasar dan menghela nafas panjang.
"Cih, Marimo sialan." Kini Sanji yang hendak berlari mengejar kedua orang tadi. Karena janjinya untuk membantu mereka baikan. Tapi usahanya sia-sia saat tangan besar pria bersurai hijau berhasil mengangkatnya ke pundak. Lalu membawa Sanji ke lantai dua.
"Marimo! Woi, lepasin anjing!" Koki pirang memberontak di gendongan Zoro. Wajahnya memerah entah karena marah atau malu. Sedangkan dua saudara tak sedarah di bawah menatap mereka heran.
"Mereka ada hubungan apa?" Tanya Sabo.
"Lu tanya gue? Gue tanya siapa dong?" Ace menatap si pria dengan luka bakar bingung.
"Tanya bapak lu!"
"Gue yatim piatu."
"..."
___________________________________________________
"Lepasin, Marimo! Marimo!!" Sanji masih setia memberontak. Terlintas lah ide gila untuk mencubit pinggang temannya tersebut kuat-kuat. Zoro yang tak siap menjerit kuat melempar tubuh pria di pundak ke kasur miliknya.
Brak!
"Ugh-samurai gila!" Kesal Sanji pada pria di depan. Zoro mengelus pinggangnya yang memerah. Ia segera merubuhkan badan di atas Sanji, mengukung tubuh koki mesum di bawah.
"A-apaan sih!?" Sanji sedikit memerah ia mendorong pundak Zoro menjauh. Tapi usahanya tak berhasil. "Lu mau minggir atau gue tendang?"
Kaki kiri Zoro menahan kedua kaki Sanji. Tangan kanannya mengunci kedua lengan pria di bawah. Sanji semakin gugup. Ia meneguk salivanya dengan susah payah. Keringat sebutir jagung menghiasi dahi koki tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rectangular [END]
FanfictionKisah cinta dari empat orang yang tinggal satu atap dan bertemu setiap harinya. #Lawlu #Yaoi #Zosan