'Pria pirang'
Corazon duduk di sofa dengan tenang. Tangannya kemudian merogoh saku celana mengeluarkan sebungkus rokok. Ia menoleh pada Sanji. "Lu ngerokok?"
Pria pirang berponi panjang itu mengangguk. Corazon kembali bertanya. "Mau?"
"Biasanya gue ga ngerokok murahan sih. Tapi ya bolehlah." Sanji mengambil satu batang rokok dari sana. Pria dengan baju pink bergambar hati menyalakan korek api.
"Oh, maaf kalau gitu. Gue lebih suka yang murah soalnya." Corazon mengarahkan korek api ke rokok Sanji.
"Gapapa."
Luffy menoleh ke arah Law yang baru datang dari dapur dengan satu baskom penuh air. Ia memiringkan kepala bingung.
"Torao mau ngapain?"
"Antisipasi." Jawab Law membuat Luffy makin bingung dengan wajah mengerut lucunya.
"Bentar-bentar kok panas." Corazon berkeringat dingin. Jubah hitamnya terbakar api rokok. Sanji yang berada di samping pria tersebut melotot seram.
Law dengan sigap menyiram air dari baskom ke arah sana. Baby five yang berada tak jauh dari mereka hanya bisa tergelak tawa.
"AHAHAHA pffttt–kocak!" Gadis tersebut mengambil kotak rokok milik Corazon sebelum Law menyiramnya. Ia menghidupkan korek dan mulai merokok. Kebulan asap putih kegelapan nampak naik ke langit-langit ruangan.
Zoro menatap pria pirang dengan kemeja pink tersebut heran. Berapa sebenarnya usia orang itu?
"Udah sering gitu kah?" Tanya Ace penasaran. Karena Law sudah siap sedia seolah tau hal tersebut akan terjadi. Beruntung Ace yang awalnya duduk di bawah dekat Corazon berhasil mengevakuasi diri.
"Ya sering...." Jawab Law menatap pria dewasa tersebut prihatin.
"Bukan sering tapi selalu." Tambah Baby five.
Corazon bangkit dari duduknya dengan keadaan basah kuyup. "Cora-san ke kamar mandi aja. Ntar gue pinjemin baju." Law berjalan hendak menaiki tangga.
Pria dewasa berambut pirang tersebut mengangguk menurut. Langkah pertama berhasil ia lakukan. Tapi yang kedua malah gagal membuatnya jatuh kedepan menghantup meja.
Enam pria lainnya menatap miris. Sedangkan satu-satunya gadis di sana tertawa puas melihat keadaan si kemeja merah muda.
__________________________________________________
Beruntung Law masih punya baju kebesaran hadiah ulangtahun pamannya. Ia memberikan baju tersebut pada Corazon. Satu jam berlalu akhirnya si pria tinggi dan gadis maid pergi dari sana.
"Ayo buruan." Baby five melangkah kesal. Pria pirang tinggi tersebut menghadap ke belakang. Ia menatap Law lalu tersenyum hingga kedua matanya menyipit. Tangan kanan terangkat dengan jari telunjuk dan tengah yang berdiri.
"Aku mencintaimu, Law." Ujarnya cukup keras. Kelima pria di belakang Law membelalakkan matanya terkejut.
'What? Jadi bukan gadis tapi pria di depan ini pacar Law?' Sekiranya begitulah batin mereka bersamaan.
"Iya, aku tau." Ujar pria suram tersebut melukiskan senyum lebarnya untuk pertama kali secara tulus. Teman-temannya kembali terkejut dengan mulut menganga lebar.
Mobil mewah di depan pagar telah pergi meninggalkan pertanyaan. Law menoleh kebelakang mendapat tatapan tanya. Belum sempat mereka melontarkan pertanyaan. Tiba-tiba ponsel milik Luffy berdering nyaring.
"Moshi-moshi." Melihat tampilan nama yang tertera di layar. Luffy segera naik ke lantai atas kamarnya berada.
"Jadi pacar lu cowok?" Tanya Sabo ngegas. Law sedikit tersentak dengan wajah bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rectangular [END]
FanfictionKisah cinta dari empat orang yang tinggal satu atap dan bertemu setiap harinya. #Lawlu #Yaoi #Zosan