18

3.3K 411 176
                                    

Aceng and Sa(d)boy

Dua hari setelah Luffy dan Law berpacaran. Tentu saja seisi kontrakan tau hal tersebut. Karena mereka payah dalam menyembunyikannya.

Sabo sampai di kontrakan paling akhir. Ia berjalan lunglai langsung menuju dapur.

"Sanji, masak apa?" Pria dengan luka bakar tersebut duduk dengan kepala menumpu meja di samping Luffy.

"Ramen." Jawabnya singkat karena fokus dengan masakan. Sabo kembali bertanya tapi bukan pada koki tersebut melainkan pria bersurai hijau di depannya. "Zoro, ada Sake?"

"Hm, ada."

"Lu kenapa, Bo?" Tanya Ace menatap saudara tak sedarah tersebut prihatin. Si pengguna pipa rucika menoleh dengan mata berkaca-kaca. "Gue di tolak–Acee~" Sabo menubrukkan diri memeluk pria di samping kanannya. Ace yang terkejut hanya bisa mematung dengan wajah memerah padam. "Di tolak siapa?"

"...Koala, hiskrot."

"Kasian, semangat Sabo." Luffy mengelus kepala kakaknya tersebut dengan senyum lebar. "Gue ga mau lu yang ngomong gitu, aho!" Satu pukulan telak berhasil di berikan kepada adiknya.

Luffy berlari mengadu pada Law. "Torao~!" Ia memeluk leher pria tersebut erat-erat membuat Law tercekik. "Luffy-ya, mangap."

Si topi jerami melepas pelukan dan melakukan perintah tersebut tanpa bertanya. Satu menma berhasil masuk ke mulutnya. Luffy mengunyah dengan tenang. Ia mendudukkan diri di atas paha calon dokter tersebut.

"Skip uwu-uwu skip!" Ujar Sanji yang baru saja duduk di samping Zoro. Pendekar pedang di sebelah mulai menyumpit mie dan meniup secara perlahan. "Oi Marimo! Jangan di tiup!"

"Hah!? Terus gimana makannya?"

"Biar di tiup kipas." Sanji memegang kipas kecil milik Ace dan mengarahkannya pada mie di sumpit Zoro.

"Sialan, lagi sedih juga malah pada uwu-uwu!" Sabo tuh sedih kenapa ga ada yang ngertiin sih. Ia mengambil menma dari mangkok masing-masing orang dan memakannya sekali lahap. Kini pipi pria tersebut mengembung dengan ingus sedikit keluar bersamaan dengan air mata. Soalnya panas, serius dah lupa di tiup.

_______________________________________________

Minggu pagi yang damai Sabo berjalan menuruni tangga dengan santai. Tinggal lima anak tangga lagi tapi Luffy yang tengah berlari dari belakang menyenggol pria tersebut. Hingga ia terjatuh kedepan menabrak jidak keras milik Ace.

'Brak!'

"Sabo!" Panik Luffy berlari kearah kakaknya. "Gomen, Sabo~" Ia menarik kerah Sabo menjauh dari Ace yang tertimpa. "Eekh!!"

"Luffy-ya!" Law yang baru datang setelah melaundry baju menghampiri mereka. Memisahkan Luffy yang seakan tengah membunuh Sabo perlahan.

"Luffy sialan!" Geram pria dengan luka bakar tersebut meninju kepala adiknya. Belum sempat tinjuan Sabo mengenai kepala Luffy. Law terlebih dulu menarik kekasihnya menjauh. Sehingga pukulan Sabo berakhir pada lantai keramik yang keras.

"Aargh!!"

"Torao lari!!" Luffy memeluk Law di depan membiarkan pria tersebut menggendongnya. Law yang paham segera lari dari tempat perkara. "Woi, anjir!" Kesal Sabo yang malas mengejar mereka. Ia lebih memilih untuk duduk di sofa meninggalkan Ace yang masih tergeletak tak berdaya.

Rectangular [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang