'Masak'
Hari Sabtu pagi kontrakan 6 pria ini di hebohkan oleh sebuah peristiwa menyedihkan. Babu–koki mereka terkena demam dan tak bisa melakukan aktivitas memasaknya.
"Zoro jadi gimana ceritanya?" Tanya Sabo karena pria berambut lumut ini adalah teman satu kamar Sanji.
"Tadi malem dia mulai panas terus ngigau gitu. Jadi gue beliin obat." Jelas Zoro.
"Lu beli obat tadi malem? Ngapa baru sampai pagi?" Tanya Ace mengernyitkan dahinya bingung.
Luffy dan Sabo menatap Ace dan berujar bersamaan "Biasalah."
Zoro nyasar.
"Oi Zoro-ya, kemarikan obatnya." Law turun dari lantai dua dengan kain dan baskom air.
"Torao, gimana Sanji?" Luffy bertanya khawatir.
"Demam biasa, suhu badannya tadi 38 ° C. Hari ini dia harus fokus istirahat jadi sini obatnya." Jelas Law, Zoro memberikan obat tersebut padanya.
"Terus siapa yang masak?" Tanya Ace yang sudah rebahan santuy di sofa.
"Yosh! Kalo gitu biar gue aja yang masak!" Luffy melinting lengan bajunya dengan wajah bersemangat.
"JANGAN!" Teriak keempat pria lainnya bersamaan. Jika Luffy masak bisa hancur dapur mereka.
"Gue sama Ace aja yang masak. Law sama Luffy cari bahan. Terus Zoro lu rawat Sanji." Jelas pria berambut pirang dengan luka bakar di mata.
"Sabo-ya gue aja yang rawat Sanji." Law berujar kurang yakin dengan Zoro. Nanti bukanya sembuh, Sanji makin parah.
"Lu lebih milih Zoro yang belanja atau jaga Sanji?"
"Jaga Sanji." Jawab Law cepat, dengan pertimbangan yang mantap. Zoro menatap kedua orang tersebut kesal. Emang Zoro tuh kang nyasar, tapi tetep aja kit hert.
"Oke, deal ya!"
_______________________________________________________
Di supermarket terdekat ada Luffy dan Law yang sibuk mencari bahan di daftar belanjaan. Luffy menenteng keranjang biru di tangannya mengikuti Law dari belakang.
"Kita butuh apalagi sih?" Tanya Luffy yang sudah bosan karena hanya mengikuti pria di depan.
"Daging sama tepung tempe." Ujar Law melihat kertas dari Sabo di tangannya.
"Daging? Ayo Torao!" Luffy menarik tangan pria berwajah datar tersebut tergesa-gesa. Law bahkan sampai tersandung hampir jatuh. Tapi Luffy tak memperdulikannya dan terus berlari ke tempat tujuan.
Daging ayam sedang diskon besar-besaran. Banyak kerumunan orang di dominasi ibu-ibu berebut. Law menatapnya kesal. Bagaimana cara mereka bisa ambil daging dari sana?
"Torao!" Luffy menggenggam jemari Law erat-erat. Ia segera menerobos masuk ke dalam kerumunan. Sedangkan Law di luar.
"Mugiwara-ya, Oi!" Semenit berlalu akhirnya suara Luffy terdengar kembali.
"Torao tarik!" Law menarik pria bertopi jerami tersebut dari sana. Luffy menampilkan hasil tangkapannya dengan bangga.
"Shishishishi, dapat!" Serunya membuat Law tersenyum tipis.
"Lain kali hati-hati, bodoh!" Satu plester berbentuk dinosaurus berhasil melekat di pipi Luffy yang terluka. Karena tadi tergores tas seorang wanita. Kebetulan Law selalu menyimpan plaster di sakunya. Mengingat dirinya selalu bersama orang orang yang ceroboh.
"Arigato, sekarang kita cari apa?" Tanya Luffy setelah menimbang daging dan di masukkan ke dalam plastik.
"Tepung tempe." Sahut Law yang sudah menemukan tepung yang di cari. Satu edisi spesial tepung tempe rasa pedas ada di rak paling atas. Law sudah berusaha meraihnya tapi tak berhasil. Padahal dia sudah berjinjit setinggi mungkin. Sialan, kenapa mereka menaruh barang setinggi itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rectangular [END]
FanfictionKisah cinta dari empat orang yang tinggal satu atap dan bertemu setiap harinya. #Lawlu #Yaoi #Zosan