12

3.2K 433 102
                                    

'Canggung'

"Sasageyo sasageyo, shinzou sa-"

"WAAAA!!" Nyanyian Ace terputus karena teriakan Sabo dari arah bawah tempat dapur berada. Walau Ace terlihat lusuh dan tak bertanggung jawab sebenarnya ia sayang pada adik-adiknya. Segera pria  belum mandi itu berlari cepat menuju tempat perkara.

"Kenapa, Bo?" Panik Ace sampai di dapur. Sabo menujuk ke arah Luffy yang sudah duduk rapi menunggu sarapan. "Lihat tuh!"

"Oh, cuma Luffy." Eh chotto sebentar-Luffy adik Ace? Yang bangun kesiangan? Sering telat sekolah ? Sekarang jam 6 belum genap udah rapi mau kesekolah. WHAT THE FUCK!?

"WAAAAAAA!!!" Ace kini yang berteriak. Melihat saudaranya berteriak Sabo juga melakukan hal yang sama. Dari arah tangga terdengar langkah kaki berjalan tergesa-gesa. Luffy sedikit panik hendak lari. "BERISIK!" Teriak Sanji geram.

Seketika dua bersaudara tersebut terdiam. Mata biru terangnya terarah menatap Luffy cukup terkejut. "Luffy? Kenapa lu bangun pagi?"

"Bangun pagi salah bangun siang salah." Luffy memajukan bibirnya cemberut.

"Enggak salah bego, gue cuma tanya." Sanji berjalan menuju dapur menyiapkan sarapan. Sabo mencuci piring di sebelahnya ikut mendengarkan. "Gak apa-apa." Jawab Luffy dengan wajah bohong khasnya. Mata yang tak mau melirik lawan bicara dan bibir monyong menandakan ia berbohong.

"Bohong." Kini suara Ace yang menambahi. Luffy masih terdiam tak mau menjawab.

"Daripada bahas ini, bukannya tadi malam kalian habis mabuk ya? Terus gimana?" Tanya Sabo, seketika wajah Luffy dan Sanji memerah mengingat kejadiannya. Ace mengernyitkan dahi, bingung. "Pasti tadi malam ada apa-apa ya?" Ujarnya menggoda.

"Enggak!" Sahut Luffy dan Sanji bersamaan. "Da-dari pada bahas itu kemaren kalian gimana?" Sanji mengalihkan topik. Sebenarnya Sabo dan Ace masih penasaran. Tapi akhirnya pasrah takut Sanji tak masak hari ini karena kesal di hujani pertanyaan.

"Kemaren niatnya mau nyopet, tapi ga jadi. Karena kita anak baik-baik." Lebih tepatnya Nami gak bisa dateng.

"Jadi kami ngamen sama Brook." Lanjut Ace di angguki Sabo.

"Terus lu tau, ji. Abis kami ngamen. Kan niatnya mau ngajak Luffy makan. Eh dia malah udah makan sama Law. Lebih parahnya mereka mesra-mesraan!" Sabo seketika dalam mode gibahin orang di depannya. Skill yang hanya bisa di lakukan oleh orang profesional.

Wajah Luffy kembali memerah padam. "Eng-enggak mesra-mesraan cuma gak sengaja doang!" Luffy membela diri.

"Nynyinyi, tai lo!" Ace yang ikut kesal menambah-nambahi. Tiba-tiba suara langkah kaki beriringan membuat jantung Luffy berdegup kencang. Sudah pasti itu Zoro dan Law. Luffy buru-buru berdiri dan pergi dari sana. "Gue berangkat duluan, bye!" Siluet pemuda tersebut sudah tak terlihat membuat ketiga pria lainnya bingung.

Sanji bahkan belum membuat bekal untuknya. Terlebih ini masih jam 06.10 pagi. Ada apa sebenarnya dengan Luffy?

"Kepala lu masih pusing?" Tanya Zoro pada Law yang berjalan di sebelahnya. Pria bertato tersebut mengangguk sebagai jawaban. Sanji sedikit memerah melihat si kepala lumut. Namun di tepis jauh-jauh rasa malunya. Ia menatap ke arah calon dokter masa depan tersebut prihatin dengan wajahnya yang memucat.

"Duduk dulu Law. Gue bikinin teh, lu bisa makan bubur?" Law kembali mengangguk sebagai jawaban. Sabo yang juga merasa prihatin memberikan segelas air putih padanya.

"Kalian semalem mabuk berapa botol dah?" Tanya Ace penasaran. "Dua doang." Jawab Zoro sambil menarik kursi untuk di duduki.

"Tiga botol, lu ada nambah lagi." Law kini bersuara menyatakan kebenaran.

Rectangular [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang