chapter 25

6.3K 661 144
                                    

Alvan menuruni anak tangga dengan sangat pelan. Terlihat dari anak tangga jika Raja sedang bersantai diruang tengah dengan koran yang ada ditangannya.

Mendengar suara langkah kaki, Raja menoleh. "Mau kemana?" tanya Raja dengan suara datar seperti biasa.

"Kedepan, Yah," balas Alvan dengan pelan.

"Ngapain?"

"Nyamperin temen," sambung Alvan.

"Suruh masuk lewat chat, lagi sakit bukannya diem." Alvan mengangguk dan mengirim pesan pada grupnya.

BebanKeluarga

AlvankaZafran : lngsng msk!

Tak lama Robbi dan yang lainnya masuk. Alvan terdiam, ternyata Naufal juga datang untuk menjenguknya.

Alvan menoleh pada Raja yang masih diam dengan aktivitasnya.

"Om," sapa Cio menghampiri dan menyalimi Raja, sebagai rasa hormatnya.

Raja menyimpan korannya dan menerima salam dari Cio, disambung oleh Akwan, Robbi dan terakhir Naufal.

Alvan mengamati Naufal yang bersalaman dengan Raja. Naufal tetap dengan wajah datarnya.

"Om lagi libur?" tanya Cio yang berani bertanya. Memang diantara mereka Ciolah yang gampang menyari topik.

"Iya."

Cio mengigit bibir bawahnya. Bisa-bisanya sahabatnya ini mempunyai Ayah sedatar ini.

"Van, ajak temennya ke atas!" Alvan mengangguk.

"Ayo!"

"Mari, Om."

Merekapun keatas langsung kekamar Alvan, memangnya tempat yang mana lagi yang lebih nyaman kecuali kamar Alvan.

Alvan langsung membaringkan badannya ditempat tidurnya. Berbeda dengan Robbi yang langsung menyalakan ps.

"Rob, lo mau jenguk orang atau mau numpang main game?" tanya Cio jengah.

"Iri? Bilang bawahan," balas Robbi.

Cio menghela nafas. "Serah, Njing," kesalnya.

"Tumben bokap lo ada dirumah?" tanya Cio.

"Kepaksa mungkin," acuh Alvan.

"What?"

"Dia kepaksa libur kesini, biasanya juga kalau libur kagak tuh mampir kerumah," jelas Alvan yang sudah tau kebiasaan Ayahnya itu.

Apalagi ketika Alvan mendengar sendiri bahwa Raja dan Andra berdebat ditelpon tadi pagi. Andra yang meminta Raja stay dirumah dulu demi Alvan, dan Raja yang sedikit enggan. Bukannya itu paksaan?

"Terus kemana?"

"Nyari rumah baru mungkin," acuh Alvan dengan datar. Cio hanya heran, sedangkan Robbi dan Akwan sudah bergelut didunia game. Naufal? Orang itu hanya diam, entah apa yang dipikirkannya.

"Gak usah nething lo," tutur Cio.

"Nyatanya gua udah biasa gak ada dia, Yo. Jadi terserah mau gimana," acuh Alvan.

"Huh, serah, deh."

"Fal, diem-diem aja lo. Ngopi atuh ngopi." Naufal hanya menatap datar Cio.

"Apa?" tanya Naufal.

"Diemnya dikurangin, Fal. Biasanya orang diem-diem yang paling menghanyutkan," keukeh Cio.

"Bodo," balas Naufal, Cio hanya terkekeh.

"Ntar malem ada yang ngajak sparingan, gas gak?" tanya Cio.

"Kata siapa?"

"Kata si Ilham SMA sebelah, chat si Robbi tadi pagi," balas Cio.

Alvanka Zafran || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang