"RIFKI!!! RIFKII..." teriak Andra.
Mendengar teriakan Andra, Rifki yang baru saja mengambil galon terburu-buru menghampiri Andra.
"Iya, Pak. Ada apa?" tanya Rifki. Dalam hatinya Rifki sedikit takut dengan Andra yang berteriak, Andra tidak biasanya seperti ini.
"Alvan kemana?" Rifki gelagapan, sebelum Andra pergi syuting Andra memang menitipkan Alvan pada Rifki.
"A-anu Pak emang didalam tidak ada?"
"Kamu ini gimana sih, Rifki? Udah saya tegasin, jaga Alvan jangan sampai Alvan keluar rumah lagi. Dan sekarang apa? Alvan gak ada dirumah, bisa tanggung jawab kamu?"
"Maaf, Pak. Tadi saya didalam kantor."
Andra memijit panggal hidungnyan. "Ndra, anjort lo jangan marah-marah dul-
"MANA BISA GUA GAK MARAH SAAT ADE GUA GAK ADA DIRUMAH!" sentak Andra, dan Rifki yang merasa lalai hanya bisa menundukan kepalanya.
"Naufal ada didalam?" Andra menggelengkan kepalanya.
"Bisa aja Alvan sama Naufal, Ndra."
"Gak mungkin, sejak saat itu Alvan gak sedeket itu sama Naufal," sewot Andra.
"Dan kamu Rifki, mengapa diam saja? Cari Alvan!" Rifki mengangguk.
"Baik, Pak." Rifkipun ketar-ketir mencari kunci motor atau gak mobil, alhasil Rifki mendapatkan kunci motor dan melesat dari perkarangan rumah.
"Hp nya gak aktiv-
"ENGGAK! KALAU AKTIV DARI TADI GUA TAU KEBERADAANYA" sentak Andra. Emosi Andra tidak bisa ditahan akhir-akhir ini, Andra terlalu memikirkan kesehatan Alvan dan juga Dinar yang beberapa bulan lagi akan lahiran.
"Lo jangan marah sama siRifki, dia juga punya kerjaan sendiri kali, Ndra.." Andra menghela nafas.
"Gua khawatir, Lang. Alvan gak sekuat dulu, gua gak tenang kalau Alvan gak kelihat sama mata kepala gua sendiri.." jelas Andra nampak prustasi.
"Serah lo. Gua harus jemput Dinar, kan? Dah gua jemput dulu.."
"Hati-hati lo bawa cewek gua," ucap Andra dengan dingin.
Andra kembali kedalam rumah, raut wajahnya tetap menampakan wajah khawatirnya. Sampai Andra tak menyadari bahwa Raja baru saja pulang bertugas.
"Kenapa kamu, Andra?" tanya Raja hingga Andra menoleh.
"Ayah.. ini Yah, Alvan gak ada dirumah," balas Andra seadanya.
"Kenapa lagi?" Andra menggelengkan kepalanya.
"Stadium berapa?"
Andra terdiam beberapa detik. Ayahnya bertanya soal ini, apakah ini pertanda bahwa Ayahnya masih perduli dengan Alvan.
"Stadium 3.." lirih Andra.
Andra bisa melihat Raja mengusap wajahnya kasar, nampak raut cemas dan khawatir terlihat jelas oleh Andra. Andra tahu bahwa Raja sangat menyayangi Alvan, hanya saja kedekatan mereka kurang.
"Pengobatan apa yang sedang dijalani?".
"Kemoterafi," lirih Andra.
***
Kini Alvan dan Naufal sudah berada diruangan tempat Cio dirawat. Baru tadi pagi Cio dibawa kerumah sakit oleh pihak sekolah karena menggegerkan warga sekolah dengan aksi pingsannya disaat semua siswa siswi sedang melakukan jum'at bersih.
"Siianjort beneran bawa makanan dong," ucap Akwan dengan heboh ketika belihat kresek putih yang dibawa Naufal.
"Burger doang sama boba," ucap Alvan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvanka Zafran || END
Teen Fiction"Perihal siapa yang membahagiakan dan yang dibahagiakan, tak perlu cemas, semua ada takarannya." Start25Julii2021 Finish10November2021