chapter 46

6.1K 900 302
                                    


***

Naufal menatap kedatangan Alvan kemeja makan, Alvan sudah terlihat rapih dengan seragam yang dibaluti jaket hitam. Naufal tau bahwa jaket itu adalah jaket kesayangan Alvan.


"Sini duduk, De," tutur Dinar.

"Aku berangkat, Teh." Alvan menyalimi tangan wanita yang diyakini istri dari sang Kakak.

"Sarapan dulu," pinta Dinar dan Alvan menggelengkan kepalanya.

"Assalamualaikum." Alvan memutar balik arah untuk pergi dari meja makan. Menurut Alvan, ini sangat memuakan.

"Dimana sopan santun kamu, Alvan?" tanya Raja dengan suara baritonnya.

Alvan terdiam dan menoleh pada Raja sejenak. "Gak ada," acuh Alvan.

Sebenarnya bukan diri Alvan menjadi anak pembangkang dan berani melawan orang tua. "Kurang ajar ya kamu!" Raja bangkit seakan akan menghampiri Alvan.

"Udah berapa kali Ayah sebut aku kurang ajar?" tanya Alvan dengan pelan.

"Cuma gara-gara anak itu Ayah jadi gini sama anak kandung Ayah sendiri," lanjut Alvan menatap Naufal yang hanya terdiam.

"Kelakuan kamu yang membuat Ayah kayak gini Alvanka. Apa susahnya sih menerima?" tanya Raja dengan tekanan.

"Gak bisa, Ayah. Aku gak nerima adanya dia dan Naufal. Kenapa Ayah gak paham?"

"Terserah! Ini hidup Ayah, mau kamu menerima ataupun enggak tidak akan membuat Ayah pisah dengan mereka." Alvan terkekeh.

"Ayah pisah sama aku mau?" Raja terdiam.

"Jelas Ayah gak merasa keberatan, bukan?" Alvan menoleh pada Naufal.

"Rebut aja Fal. Rebut semuanya, Ayah gua, kasih sayang Ayah gua dan harta Ayah gua."

"ALVANKA!" Alvan terkejut mendengar bentakan dari Raja.

Alvan menatap sinis Naufal. "Gua dulu selalu cerita apapun masalah gua sama lo, Fal. Tentang gua sama Ayah gua, ternyata lo sebenarnya tau alasan Ayah gua gak pulang."

"Van gu-

"Gak usah bacot lo!" tekan Alvan.

"Setidaknya Naufal lebih baik dari pada kamu," ucap Raja.

"Lama-lama gua gedeg sama lo!" tekan Alvan dan langsung pergi dengan emosi yang menguasainya. Disayangkan Andra sudah pergi kerja dari sehabis tadi.

Raja mendudukan bakongnya dan memijit keningnya, pusing. "Dinar, selama ini apa saja yang Ayah lewatkan?" tanya Raja pada Dinar. Raja juga merasa bahwa Alvan semakin jauh darinya.

"Alvan hanya capek, Yah." Singkat Dinar membalasnya. Toh dengan Dinar menjelaskan segala keluh kesah Alvan kepadanya, tidak akan diperdulikan Raja.

Dinar tahu betul Raja seperti apa setelah menikah dengan Hera, Raja jarang berada dirumah dengan alasan pekerjaan, padahal Raja pulang kerumah Hera, keluarga barunya.

Sudah banyak keluh-kesah Alvan padanya, juga terhadap Andra.

"Mas Andra yang paling tahu tentang Alvan, Ayah bisa tanyakan pada Mas Andra." Raja terdiam.

"Ayah, maaf. Mungkin gara-gara aku Alvan jadi seperti ini, aku kaget yang aku tahu Alvan bukan seperti itu anaknya," jelas Naufal.

Raja tersenyum. "Jangan dipikirkan, Alvan memang pemarah sekarang kamu makan yang banyak," balas Raja dan Naufal mengangguk.

Alvanka Zafran || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang