chapter 33

6.6K 743 51
                                    

"Aa ada jadwal syuting, gak papa kalau Aa berangkat dulu? Aa panggil Rifki buat kesini, ya?"

"Gak usah, temen-temen aku bakal kesini. Kalau mau syuting, syuting aja A gak papa," balas Alvan toh Kanza mungkin sedang diperjalanan dan mungkin sahabat-sahabat laknatnya itu juga sedang otw juga.

"Iya. Jangan lupa obatnya diminum, kalau udah jadwalnya. Makannya juga," Alvan berdehem sebagai jawaban.

"Yaudah, baik-baik. Kalau ada apa-apa, hubungin Aa."

"Iya, A."

Setelah berpamitan, Andrapun kembali kelokasi syuting tentu saja ditemanin oleh Gilang juga tim-nya. Bahkan Andra sempat mengvlog.

Alvan berdiam sendiri, rasanya sangat menggabutkan berdiam diri diruangan bernuansa putih susu ini.

AlvankaZafran
Lma. Dmn?

Alvan mengchat Robbi secara personal.

RobbiArkavino : bntar ini gua jmput si Akwan dulu. Dia bru bngun njir.

Alvan kembali menyimpan ponselnya dinakas, hobbi sekali Robbi menjemput Akwan. Ah Akwan saja yang manja ingin dijemput, padahal motor dan mobil terparkir digarasi rumahnya.

Tak lama menunggu, seseorang membuka knop pintu ruang rawatnya.

"Permisi, assalamualaikum," ucap Kanza. Ya, Kanzalah yang datang.

"Waalaikumsalam. Lama, cha."

Kanza menghampiri Alvan, "Kak Andra mana? Gak kesini? Anjir Van, gua seneng bat kalau disini," tutur Kanza.

Alvan hanya berdecak sebal, "Syuting. Barusan pergi," balasannya acuh.

"Yahh.. Ya dah gak papa. Lo kenapa, kok bisa sakit?" Akhirnya Kanza menanyakan kondisi Alvan, Kanza sangat ngeri melihat jarum infusan yang tertancap ditangan kiri Alvan.

"Gak tau."

"Kok gak tau, aneh lo," ucap Kanza.

"Emang gak tau."

Kanza duduk dikursi yang berada disamping brankar Alvan. Tanganya menyentuh kening Alvan.

"Panas, sejak kapan sakit? Bukannya kemarin baik-baik aja?" Alvan menggelengkan kepalanya.

"Tau-tau udah dirumah sakit," balas Alvan, berbohong. Tak mungkin Alvan menjelaskan bukan?

"Makanya, kalau ada sakit tuh jangan dibiarin. Langsung cerita sama orang biar kerumah sakit, kalau lo diem sendiri kan gini jadinya," jelas Kanza.

"Iya."

"Maaf ngerepotin." Kanza tersenyum.

"Gak papa, gua juga sering repotin lo kan. Lagian gua gak berasa direpotin kok," balas Kanza.

"Okey."

"Ini gak papa gua baringan?"

"Enggak apa-apa. Udah lo jangan bangun, pucet banget." Alvan tersenyum tipis.

Alvan memejamkan matanya singkat, Kanza yang melihat ini hanya bisa diam. Kanza tau, pasti Alvan sedang menahan sakitnya entah itu pusing.

Alvanka Zafran || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang