Alvan berdiri didepan kelas Kanza yang baru saja gurunya keluar.
"Ya, gua duluan. Si Alvan udah nunggu," ucap Kanza mengendong tas berwarna biru mudanya.
"Beneran mau jalan?" Kanza mengangguk.
"Mana ada gua boong," keukeh Kanza. Rupanya Aulia tidak percaya.
"Kirain lo tadi cuma halu," heran Aulia.
"Ya, kali gua halu terus kayak lo," cibir Kanza dan menghampiri Alvan.
Siswa-siswi kelas dua belas juga banyak yang menyapa Alvan atau bahkan yang caperpun banyak. Gak biasanya juga Alvan berkeliaran dikoridor kelas dua belas.
"Lama banget sih, Kak? Risih tau gak," kesal Alvan ketika Kanza berdiri dihadapannya.
"Ya, maaf. Banyak yang caper ya? Gak heran, semua cewek disini fans lo," jelas Kanza.
Alvan menggelengkan kepalanya acuh. "Yaudah, ayo."
"Ayo."
Merekapun berjalan dikoridor berbarengan, banyak yang mengamati mereka. Juga tidak biasanya Alvan berjalan dengan cewek, apalagi kakak kelas.
"Risih ya, Van?"
"Hemm." Mereka terdiam, toh agak susah mencari topik.
Tak lama merekapun sampai diparkiran, rupanya sahabat Alvan yang terdiri dari Robbi, Cio dan Akwan masih stay disini.
"Cielah, udah gede aja Van udah bisa bawa cewek," cibir Robbi. Yang dibalas tatapan tajam oleh Alvan.
"Cepet pj atuh kalau gini, mah," sahut Cio yang ikut menggoda Alvan.
"Kanza, awas pawangin si Alvan yang bener ya," balas Akwan tak mau diam dalam menggoda Alvan.
"Apaan, sih," kesal Kanza dengan jutek. Kanza bukan tipikal cewek yang mudah baper ketika diceng-cengin.
"Elah, serem ey. Yayang Alvan nyari cewek yang jutek," ucap Akwan.
"Kecot lo pada. Ayo, Cha," ajak Alvan menarik tanyan Kanza menuju motornya.
"Nih helmnya!" Alvan memberikan helm yang Alvan pinjam ke Robbi.
"Wehh pj jangan lupa!" teriak Robbi. Alvan tak menjawab, Alvan membalas dengan mengacungkan jari tengah kepala mereka.
"Belaga banget si Alvan," gerutu Akwan dengan keukehan khasnya.
"Udah gak usah diganggu," ucap Cio.
Kanza nampak kesal dengan sahabat Alvan yang tadi. Kanza tak suka diceng-cengin.
Alvan menoleh. "Gak usah cemberut, maafin mereka," ucap Alvan dan menyalakan motornya.
"Sebel banget, gak suka gua kalau kayak gitu. Nyeselin," gerutu Kanza.
Alvan terkeukeh sangat pelan. "Gua gak pernah jalan sama cewek, makanya mereka kayak gitu, maklum."
"Serius?"
"Hem."
"Astaga gua punya nyali apaan ya ngajak lo jalan?" heboh Kanza.
"Punya daya tarik sendiri, gua juga gak berani nolak lo," balas Alvan dengan datar. Kanza mengangguk.
"Mau jalan kemana?" tanya Kanza.
Alvan menggelengkan kepalanya. "Gua bingung," keluh Kanza.
"Kan tadi lo yang ngajak." Kanza berpikir.
"Hem.. ke mall aja yu, sekalian gua mau beli skincare, mau beli novel juga," jelas Kanza. Tak ada pilihan lain, Alvan mengiyakan.
"Lo udah makan siang?" Alvan menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvanka Zafran || END
Teen Fiction"Perihal siapa yang membahagiakan dan yang dibahagiakan, tak perlu cemas, semua ada takarannya." Start25Julii2021 Finish10November2021