chapter 10

7.2K 552 17
                                    

Alvan terbangun merasa ada seseorang yang menguncangkan bahunya pelan. Dengan kesadaran yang belum seberapa, Alvan mencoba duduk.

"Nak Alvan malem-malem ko tidur disini?" tanya Bapak-bapak.

"Ah sekarang sudah malam ya Pak? Ah lagi-lagi saya ketiduran," balas Alvan.

Alvan melirik kiri-kanan, sore telah berganti menjadi malam. Alvan ketiduran digubuk pemakaman setelah berziarah kemakam Bunda.

"Ia, untung bapak lihat motor Nak Alvan didepan makanya bapak kemari. Coba jika tidak? Mau sampe besok Nak Alvan disini?" tanya Bapak yang disebut Pak Ahmad.

Pak Ahmad ini yang suka bersih-bersih dipemakaman. Sudah kenal akrab juga dengan Alvan.

"Ia Pak, saya ketiduran lagi. Ngantuk banget tadi."

"Langsung pulang ya, udah jam berapa ini. Sudah malam, orang rumah Nak Alvan pasti nyariin," jelas Pak Ahmad.

Alvan mengangguk."Jika kamu mengantuk setelah berziarah, mampir kerumah Bapak. Tidur dirumah jangan disini ya, gak takut apa?"

Alvan terkekeh."Alvan mana takut hantu, Pak. Makasih ya Pak udah bangunin." Pak Ahmad mengangguk.

Setelah berbincang-bincang dengan Pak Ahmad, Alvanpun langsung pulang kerumah. Pasti orang rumah sudah gusar mencarinya.

"Ade kemana aja? Pak Andra sudah pulang langsung nyariin," tanya Pak Danu, satpam rumah.

"Rumah temen, Pak."

Setelah berucap, Alvan membawa motornya kegarasi rumah dan melangkahkan kakinya untuk masuk rumah.

Ceklek

"Alhamdulillah akhirnya pulang, kemana aja De?"

Suara Dinar masuk keindra pendengaran Alvan. Hati Alvan menghangat jika mendengar suara Dinar menyapa ketika baru pulang.

"Maaf Teh, Ade keti-

"Ketiduran dimana kamu?" tanya Andra memotong ucapan Alvan dengan suara datar.

"Mas," tegur Dinar.

"Rumah temen."

"Temen mana lagi? Aa telpon tuh semua temen-temen kamu gak ada yang tau kamu kemana," jelas Andra terlalu kesal.

Alvan terdiam,dipastikan malam ini Andra pasti mengomel. "Mandi dulu sana, habis ini makan," ujar Dinar.

Dinar menoleh pada Andra yang menatap Alvan dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Udah Mas, biarin mandi dulu."

Alvanpun melangkahkan kakinya meninggalkan Andra dan Dinar.

"Tanya baik-baik, jangan pake nada kayak tadi," ucap Dinar.

"Dia gak ngerasain gimana khawatirnya kita," kesal Andra.

Dinar menghela nafas. "Ade kamu gak pernah berbohong, kalau dia kerumah temen yaudah pasti kerumah temennya. Soal kamu yang udah telponin teman-temannya, ayolah temen Alvan kan banyak," jelas Dinar memberi pengertian.

"Yasudah, aku mandi dulu sebentar."

Alvan membuka pintu kamarnya dengan pelan, menyalakan lampu dan menyimpan tas hitamnya dikursi meja belajarnya.

Tok.. tok.. tok..

"Yaaa," sahut Alvan.

Terbuka kembali pintu itu dan Dinarlah yang datang kekamar Alvan.

"Apa Teh?" tanya Alvan.

Dinar memintanya untuk mandi, tetapi malah Dinar mengunjunginya.

"Kamu dari mana aja? Ko nomer gak aktiv," tanya Dinar mengajak Alvan duduk disebelahnya.

Alvanka Zafran || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang