8. "Om ganteng mau kemana?"

18 2 0
                                    

Di rumah kediaman Professor Remy...

Di hutan belantara, Letnan jenderal Timothy Frederick, bersama kelompoknya menemukan Darrien Lambert dan kelompoknya. Sama seperti Darrien Lambert dan kelompoknya, wajah letnan jenderal Timothy Frederick dan kelompoknya juga dilumuri lumpur. Kapten angkatan darat dan Darrien Lambert memberitahukan rencana yang sudah dirundingkan untuk melakukan penyergapan. Sesaat Letnan jenderal Timothy Frederick melihat denah bagian penting area hutan margasatwa itu, mereka akan melakukan pengepungan di berbagai sisi, supaya tak satupun binatang margasatwa berhasil diselundupkan. Letnan jenderal Timothy Frederick berkata pada pengawal Darrien Lambert, "Kalian harus berada di dekat Perdana Mentri, karena kita gak punya waktu balik camp ngambil senjata."

Tujuh pengawal Darrien Lambert dan juga Charlie serempak berkata, "Siap, Letjen. Timothy."

Letnan jenderal Timothy mengubah sedikit strategi sambil menunjuk denah yang dibuat Darrien Lambert, semuanya sepakat setuju. Letnan jenderal Timothy menatap Darrien Lambert, "Basic beladiri anda bagus sekali, Perdana Mentri Darrien. Anda mimpin bagian sini."

"Oke." jawab Darrien Lambert setuju ditempatkan di barisan strategi kedua yaitu penjagaan area truk pengangkut supaya tidak kabur, "Ayok, kita bergerak sekarang." kata Darrien Lambert.

Letnan jenderal Timothy mengisyaratkan kelompoknya yang juga berjumlah dua puluh orang maju duluan. Darrien Lambert memerintahkan kapten angkatan darat, "Kapten, hubungi pos penjagaan untuk nelpon polisi. Kita tetap butuh bantuan polisi untuk menindaklanjuti."

"Siap Perdana Mentri Darrien." jawab Kapten--karena mereka sudah masuk di pedalaman hutan, sinyal ponsel tidak ada sehingga harus memakai repeater HT. Kapten itu langsung menghubungi pos penjagaan.

Letnan jenderal Timothy Frederick dan kelompoknya menyelusup dengan lihainya sesuai denah dan apa yang sudah terencana. Di tempat persembunyian yang dianggap aman di antara pepohonan yang ada di hutan suaka margasatwa itu. Letnan jenderal Timothy Frederick meneropong aktivitas di sana, ia melihat pergerakan sebuah transaksi, dimana salah seorang petugas suaka margasatwa menerima sebuah bungkusan berwarna putih yang diperkirakan Letnan jenderal Timothy Frederick, bungkusan putih itu seberat setengah kilo. "Oh, shit, jangan-jangan itu cocain." batin Letnan jenderal Timothy Frederick, ia lalu menghubungi prajurit di kelompoknya melalui walkie talkie militer, "Apa ada yang rekam atau foto target, Roger ganti." ucap Letnan jenderal Timothy Frederick.

Terdengar jawaban dari walkie talkie, "Siap Letjen, di sini, sersan Stev. Rekam beres. Roger ganti."

Letnan jenderal Timothy Frederick nyengir, "Good sersan Stev." Merasa sudah cukup bukti, Letnan jenderal Timothy Frederick pun memimpin penyergapan, baku hantam pun terjadi antara tangan kosong dan senjata api tak terelakkan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perdana Menteriku Sayang, Book 2 🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang