36. Kalung Mencari Cinta

15 2 0
                                    

Terdengar suara Professor Remy di telpon, ia bisa merasakan kemarahan yang teramat sangat di hati Darrien Lambert sebagai suami pertama Raca, "📞Calm down, Darrien. Kita lihat dulu, masalahnya ada orang tua yang sakit parah."

"📞Perasaan aku gak enak, Remy. Cegah mereka jangan ada hubungan apapun!!" tukas Darrien Lambert sarkas, di satu sisi ia tidak tega melarang orang sekarat ketemu Raca, sisinya yang lain, ia tidak mau Raca bagi cinta lagi.

"📞Iya." ujar profesor Remy, "📞Udah dulu, udah sampe lantai 7, ruang ICU. Buruan ke sini." Professor Remy melihat pintu lift terbuka, pria tampan itu mematikan tombol off di ponselnya dan mengikuti langkah bos besar dan Raca.

Sambil melajukan mobilnya masuk ke pelantaraan parkiran, hati Darrien Lambert terus gelisah, begitu juga Harrison dan jendral besar Robin turut gelisah setelah dijelaskan Darrien Lambert mengapa ia teriak tadi. Harrison meraupkan wajahnya dengan gerakan galau, "Aduh, moga adikku gak buat aku malu ke Darrien, oh ya ampun serem amat adikku kalo punya tiga suami." ucap Harrison nyeplos.

Ceplosan Harrison itu membuat bola mata brown hazel Darrien Lambert mendelik seraya membanting gerakan setir, menghentikan laju mobilnya saat sudah menemukan parkiran yang cocok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceplosan Harrison itu membuat bola mata brown hazel Darrien Lambert mendelik seraya membanting gerakan setir, menghentikan laju mobilnya saat sudah menemukan parkiran yang cocok. Dengan buru-buru pria tampan itu melepaskan seatbelt dari tubuhnya dan membuka pintu mobil dan turun, begitu juga dengan jendral besar Robin dan Harrison. Mereka bertiga bergegas berjalan menuju lift yang ada di tempat parkiran. Delapan pengawal Darrien Lambert bengong melihat sikap buru-buru majikan mereka itu, reflek mereka mengejar dengan berjalan cepat menghampiri Darrien Lambert, Harrison dan jendral besar Robin. Ketika pintu lift terbuka dan rombongan itu masuk, pintu lift tertutup kembali. Untungnya yang ada di lift itu hanya rombongan mereka saja sehingga Darrien Lambert bisa bicara dengan delapan pengawalnya, "Kalian semua pencar, pasang mata baik-baik, jangan sampai ada wartawan atau orang yang melihat kehadiran aku di sini, jangan sampe terupload berita miring lagi."

"Sebaiknya, Perdana Mentri Darrien nyamar aja." usul salah seorang pengawal kementerian meski ia bingung melihat kegelisahan yang jelas-jelas terpancar di raut wajah Darrien Lambert.

"Tapi aku gak bawa alat apapun untuk nyamar." ucap Darrien Lambert.

Delapan pengawal itu merogoh saku dibalik mantel jas panjang mereka mencari benda yang bisa dibuat menyamar. Ada pengawal yang bawa kacamata berbingkai tebal dan ada Pengawal yang bawa topi bulat kain. Mereka memberikan dua alat itu pada Darrien Lambert segera dipakai Darrien Lambert dengan gerakan cepat setelah mencopot jas kerjanya yang ada pin Perdana Mentri Perancis dan dasi panjang, dibuka kancing bagian krah itu, lengan kemeja panjangnya dilipat sebatas sikutnya.

Sementara itu sambil menggendong Rafael yang tidur pulas di dadanya, Professor Remy mendesak ingin ikut masuk ke ruang rawat ICU privat, meski dilarang tim medis, ia menggeram berbisik ke telinga bos besar, karena di sana ada adiknya bos besar yang tak henti-hentinya menangis--disela tangisannya, Charles terpana melihat kecantikan Raca yang imut serta mengeluarkan aroma lembut mewangi rose segar yang menyelubungi tubuh Raca, "Aduh cantik sekali calon istri kakak aku." batin Charles. "Kalo kamu gak izinkan aku masuk, Raca akan aku bawa pergi!!" bisik Professor Remy dengan tatapan tegas mengancam. Bisikan yang mengandung ancaman itu, bos besar mengangguk.

Perdana Menteriku Sayang, Book 2 🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang