Untuk beberapa saat, Raca diam karena ia bingung merasa tidak mengenal pria yang membentaknya itu, Raca menatap intens pria itu, "Aku gak mengenalnya, tapi kayaknya sih dia itu bos aku." pikir Raca, "Lebih baik aku pura-pura kenal aja daripada aku kelihatan bodoh di depannya."
"Ya, bos. Maaf, bos.." ucap Raca gugup, bingung harus bicara apa.
John menyodorkan berkas yang ia bawa, "Ini cepat selesaikan. Ajak rekanmu untuk dekor sekarang."
Raca menerima berkas itu, sebelum pergi, John bertanya, "Eh, gimana di apartemen itu, beneran ada pria yang mukul wanita itu?"
"Apartemen?? Pria?? Wanita??" ucap Raca mengulang kata-kata John. Pria itu jadi mengernyitkan kening, menatap Raca yang terlihat aneh dari sudut pandangan matanya, "Raca, kamu itu kenapa sih, kok jadi gak fokus gitu?" kata John, "Tadi kamu ngintip teropong dan bilang padaku soal apartemen itu."
Raca diam dan mengingat-ingat, tapi kemudian ia merasakan pusing sekali sehingga reflek ia memegang kepalanya dan nyaris jatuh, beruntung seorang pengawal kementerian melihat gerakan sempoyongan Raca dan pengawal itu memegang lengan Raca menahannya supaya tidak jatuh. Empat pengawal kementerian itu mendengar percakapan antara John dan Raca, mereka berempat heran, "Nyonya Raca ngintip apartment?? Pria wanita? Mukul??" pikir mereka mulai mencoba menerka-nerka ada kejadian apa di apartemen yang mereka sendiri tidak tahu apartemen yang mana. Empat pengawal itu mendapat tatapan heran dari sorotan mata John, "Kalian siapa?? Ngapain di sini?? Ini tuh ruang kerja staff."
"Kami pengawal pribadi, madam Raca, tuan." sahut salah seorang pengawal kementerian membalas tatapan John.
John heran, 'Busyet, hebat amat si Raca dikawal. Pasti tajir bapaknya sampai anaknya dikawal empat pengawal sekaligus." ujar John membatin. Rupa-rupanya John ketinggalan berita, tidak mengetahui seluk beluk Raca karena bagi John, ia tidak tertarik mencampuri urusan orang lain, otaknya fokus pada kehidupan pribadinya yang masih jomblo dan pekerjaannya. "Ahh, sudahlah. Kerjakan aja tugasmu, Raca. Harus selesai sebelum bos besar datang. Aku harus wakili bos rapat." ujar John akhirnya.
Pengawal yang memegang lengan Raca dari belakang Raca menurunkan pegangannya merasa bahwa Raca sudah cukup kuat untuk berdiri tegak, dan ia melihat Raca menatap John sambil mulutnya berkata, "Iya, bos." Namun di hati Raca masih bingung pekerjaan apa yang harus ia kerjakan, ia melihat John melenggangkan kaki menuju ruang rapat di sebelah ruang kerja Raca.
Raca memandang sampul map berkas itu bertulis Raca's design. Salah seorang pengawal itu bertanya sambil menatap istri Darrien Lambert itu, "Nyonya Raca, kamu benar-benar baik aja? Kayaknya nyonya bingung dan gak dalam situasi nyaman untuk bekerja. Lebih baik, kita pulang aja."
Raca belum menjawab pertanyaan pengawal itu, ia membuka map dan melihat isi map itu. Ia mempelajari sebentar map itu. Otaknya perlahan-lahan membuka kembali sedikit daya ingatnya menyangkut pekerjaan. Ditepuk jidatnya sendiri, dan berkata tanpa ia sadari, "Oh, ASTAGA!! Ini harus aku realisasikan. Mampus kalo aku belum nyelesaiin." Raca memandang empat pengawal kementerian itu, "Om, aku harus kerja sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perdana Menteriku Sayang, Book 2 🌷
RomanceMohon bijak ya, karya ini masih berunsur konten 18 tahun ke atas😋 Raca Larson yang marganya diganti menjadi Raca Lambert karena dinikahi Darrien Lambert, dengan perbedaan usia 15 tahun. Perbedaan usia itu membuat Darrien Lambert berusaha mengerti s...