ATTENTION!!
oneshoot kali ini bertema mafia, barang siapa yg merasa sudah bosan dgn genre cerita seperti ini silahkan skip dan tinggalkan lapak ini.
sebelumnya Ibell mohon maaf kalau cerita ini tidak memenuhi ekspektasi kalian, dan semoga cerita ini bisa dinikmati dgn baik.
special request from readers.
one of the scenes inspired by Dhoom 3.
⚠️ ⚠️ ⚠️
Apa kiranya yang kalian pikirkan ketika mendengar kata 'Mafia'?
Penjahat yang kejam dan pembunuh berdarah dingin? Ah, atau mungkin lebih tepatnya iblis yang merangkap ditubuh manusia.
Lantas, apa yang kalian bayangkan tentang mereka? Semisal penampilan dan terutama tampang? Ah, bengis tentu saja.
Tampan? Hiduplah dalam dunia fiksi apabila kalian membayangkan kalau mafia itu muda dan juga tampan, karena realitanya jauh dari ekspektasi yang kalian bayangkan. Nyatanya, mafia adalah sekumpulan orang-orang kejam berwajah bengis dan-- tua.
Namun, ada satu orang mafia yang ketampanannya benar-benar diluar nalar, seolah ketampanannya tak dapat diterima oleh akal manusia. Ah, katakan saja terlalu tampan.
Tetapi awalnya ia hanyalah seorang anak mafia kelas kakap di Italy, ia lahir dan dibesarkan dalam lingkungan kejam disekelilingnya. Teriakan, Kekerasan dan darah sudah menjadi makanan sehari-harinya.
Bukan, bukan ia ataupun orang-orang terdekatnya yang mendapat kekerasan, melainkan para korban dari ayahnya.
Tolong diingat kalau mafia memiliki aturan untuk menyayangi keluarga meski mereka dikenal kejam pada orang lain.
Pria itu, seorang anak mafia yang kini memiliki posisi sebagai ketua mafia, mengambil alih tugas sang ayah yang sudah meninggal sepuluh tahun silam untuk menjadi pemimpinnya.
Kini ia menjelma menjadi seorang ketua mafia yang terkenal paling kejam dan tak kenal ampun sebab patah hati pertama yang ia rasakan usai ayahnya mati ditangan pemilik bank.
Ada apa dengan pemilik bank? Biar ia jelaskan, kala itu sang ayah yang masih menjadi pemimpin mafia tengah pergi ke bank untuk menyimpan uang yang kira-kira berjumlah 100 milyar. Namun, rupa-rupanya para pekerja bank sudah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menangkap pemimpin pasukan mafia yang wajah dan identitasnya mulai bocor.
Hingga dimalam itu, tepat diselasa malam sang ayah tewas tertembak sebanyak 3 bidikan pada bagian dada kiri, dada kanan dan perut. Padahal para kepolisian tak meminta mereka menembaknya apabila bertemu, namun sang pemilik bank dengan lancang melakukan aksi bodohnya.
Dan ya, ayahnya meregang nyawa dibank terbesar di Italy.
Dendamnya membuncah saat tahu ayahnya mati ditangan pemilik bank terbesar di Italy, dan dimulai dari upacara pemakaman sang ayah, pria itu bersumpah untuk membalaskan dendamnya dengan setetes darah yang ia gores pada peti mati sang ayah sebagai sebuah simbol.
"Nyawa dibayar dengan nyawa."
Pria itu bergumam tatkala menatap foto sang pemilik dari bank itu lewat layar komputernya. Pria itu memutar-mutar pistolnya dengan jemari kirinya, tatapan mata setajam elang yang memiliki iris berwarna cokelat madu itu terus bergulir.
Hingga seluruh atensinya terpusat pada beberapa anak buahnya. Tentu ia merekrut anggota baru yang sepantaran dengannya, dengan skill yang luarbiasa dan wajah tampan agar tak ada yang mencurigai kalau mereka adalah mafia kelas kakap.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT [Taelice Oneshot]
FanfictionDon't trust too much. Don't love too much. Don't hope too much. Because that "too much" can hurt you so much. update according to mood Inspired from anywhere.