#My Bride

6K 485 116
                                    

Malam selalu dingin sejak satu pekan terakhir, ini adalah Kamis malam, atau lebih tepatnya hari ulang tahun seorang lelaki pemilik paras rupawan dengan pahatan wajah sempurna yang dihiasi dengan kumis tipis.

Ah, bukan. Ia tak sengaja menumbuhkannya, hanya karena terlalu sibuk saja akhir-akhir ini sehingga bulu-bulu halus itu mengisi beberapa titik wajah sempurnanya yang tanpa cela. Membuat ia terlihat sedikit lebih manusiawi, karena jujur saja banyak yang tak percaya bahwa ia sungguh manusia, melihat betapa tampannya sosok lelaki ini bak seorang dewa.

Salju cukup lebat turun dilangit Korea malam ini, empat jam sebelum pergantian jam, lelaki itu keluar dari rumah hanya untuk membeli kue red velvet kesukaan pujaan hatinya. Ia terkekeh geli sesampainya di toko kue langganan mereka, mengingat bagaimana lahapnya sang gadis ketika memakan kue tersebut. Usai beres membeli kue, ia keluar dari toko, menenteng paper bag persegi berwarna cokelat dengan perasaan riang dan senyum senang diwajahnya.

"Taehyung!"

Lelaki itu bernama Kim Taehyung, lantas menoleh pada sumber suara yang tadi menyerukan namanya. Taehyung tersenyum ramah menyapa sepasang kekasih yang sedang bergandengan tangan, dibalut dengan pakaian hangat untuk melindungi tubuh mereka dari temperatur dingin yang begitu menusuk kulit.

"Oh, Annyeonghaseyo Namjoon Hyung, Kim Jennie-ssi." Sapa Taehyung ramah, sedikit membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat pada sahabatnya. Ah, sebenarnya hanya Namjoon yang sahabatnya.

Kedua pasangan yang diketahui bernama Kim Namjoon dan Kim Jennie balas tersenyum tak kalah ramah, Jennie si gadis bermanik kucing menatap paper bag persegi yang dipegang oleh Taehyung.

"Nanti malam ulang tahunmu bukan?" Tanya Jennie memastikan, yang spontan diangguki oleh Taehyung.

"Benar, aku akan merayakannya dengan Lalisa." Papar Taehyung antusias, semula Namjoon dan Jennie tersenyum, tetapi ketika Taehyung menyebut nama 'Lalisa' mendadak senyuman keduanya mengendur.

Jennie meremat tangan Namjoon dibawah sana sambil menatap wajah sang kekasih dengan air muka yang cukup kentara, Namjoon menggenggam tangan Jennie dengan erat agar gadis itu merasa lebih tenang.

Menyadari sepasang kekasih itu yang diam saja usai perkataannya, Taehyung segera pamit undur diri.

"Aku duluan, Lalisa sudah menunggu dirumah sejak tadi. Aku juga harus menyiapkan segalanya, permisi." Pungkas Taehyung mengakhiri percakapan yang tak diindahkan oleh sepasang kekasih itu, mereka mempersilahkan Taehyung pergi.

Lelaki bersurai hitam malam itu melenggang pergi hingga kedua pasangan kekasih itu hanya bisa menatap punggungnya yang semakin jauh hingga menghilang dibalik mobil.

Namjoon menghela napas panjang setelah presensi Taehyung benar-benar menghilang, pria jangkung itu memijat pelipisnya. Entah mengapa, kepalanya mendadak menjadi pening karena Taehyung. Jennie menampilkan raut meringis, meski dari belah bibirnya tak ada suara ringisan yang mencuat.

"Ku rasa sahabatmu benar-benar gila." Decak Jennie sembari menggeleng, gadis bermanik kucing itu mengeratkan wool coat yang ia kenakan karena udaranya terasa semakin dingin.

Namjoon menatap Jennie yang kini tengah memeluk dirinya sendiri karena salju semakin lebat, pria itu lantas membawa sang kekasih pergi.

"Untuk yang satu ini aku setuju denganmu." Namjoon mengangguk membenarkan, ia setuju dengan perkataan sang kekasih. Ia rasa Taehyung benar-benar sudah gila.

Jennie menghentikan langkahnya yang otomatis membuat Namjoon terhenti tepat didepan toko jam dinding, "Namjoon-ah, aku khawatir dengan kejiwaan Taehyung, ku rasa mentalnya benar-benar tak sehat." Jennie berucap sungguh-sungguh, menampilkan mimik memelas hingga helaan napas panjang mencuat dari belah bibir pria berdimple itu.

IRIDESCENT [Taelice Oneshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang