Empat puluh menit lima belas detik. Gadis yang tengah menyantap donat ditangan kanannya itu menghitung dengan pasti, berapa lama kakak lelakinya dimarahi oleh pria berusia 43 tahun-ayah mereka.
Gadis muda itu bosan mendengar ayahnya yang masih saja berlanjut memarahi kakaknya, sehingga sebisa mungkin ia menyumpal telinga dengan earphone agar suara ayahnya tak memekak gendang telinganya lagi.
Deguman musik benar-benar membuat ia tuli pada sekitar, bahkan tuli saat ayahnya meneriaki namanya.
Ini adalah pagi yang suram. Bagaimana tidak? Pagi ini hujan turun amat lebat, terlebih pagi-pagi mereka sudah mendengar sang ayah marah-marah akibat si anak pertama.
Suara musik ditelinga sang gadis muda tiba-tiba terhenti, ia mendongak untuk menatap siapa pelakunya yang sudah menarik earphone nya. Itu ayahnya.
"Kim Minji, buka pintunya." Suara sang ayah menginterupsinya. Gadis bernama Kim Minji itu memberengut tak suka sambil melangkah terpaksa menuju pintu utama, bersamaan dengan kepergian sang ayah yang melangkah pergi menuju ruang bacanya.
Minji mendengus tak suka karena paginya sudah dikacaukan oleh kakak lelakinya yang kini sudah pergi ke kamarnya, wajah tak ramah yang Minji pasang membuat seseorang didepan sana merasa sungkan untuk datang.
Rambut gadis itu sedikit lepek karena basah, dengan satu ransel yang menggantung dipundak kirinya. Minji memindai penampilannya dari ujung kepala sampai ujung kaki, sebelah alisnya terangkat. Rasa-rasanya ia seperti mengenali orang ini.
Sebelum rasa penasaran Minji semakin bertambah, orang itu mengulurkan tangannya terlebih dahulu dengan senyum ramah diwajahnya. "Aku Lalisa Jang,"
Belum sampai gadis bernama Lalisa itu mengenalkan dirinya lebih lanjut, Minji menganggukkan kepalanya paham. "Oh jadi kau yang akan menjadi guru les ku?"
Lisa segera mengangguk ramah meski tahu nada bicara Minji terdengar tak ramah, wajah Minji juga menjelaskan segalanya.
"Masuklah." Suara Minji terdengar ketus, tapi Lisa menurutinya sambil melangkah sungkan. Ia bingung harus duduk dimana, sebab tubuhnya sedikit basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT [Taelice Oneshot]
FanfictionDon't trust too much. Don't love too much. Don't hope too much. Because that "too much" can hurt you so much. update according to mood Inspired from anywhere.