sebelum membaca, mohon divote dan dikomen.
gatau knp makin hari aku liat readers yg baca karya aku makin males ngasih dukungan:"
yes, I know kalo cerita² aku msh jauh dari kata bagus.
°°
°°
Sorak sorai disebuah club malam berbintang lima dipusat kota kini tengah ramai dilingkupi dengan suara alunan musik yang berdentum kencang, dimainkan oleh dua Disc Jockey yang tengah berkolaborasi hingga terdengar kian memekak telinga.
Gemerlapnya lampu warna warni dengan penerangan remang-remang menghiasi, tubuh menggeliat dan meliuk-liuk kekiri kekanan menyesakkan tempat itu.
Dentingan demi dentingan gelas maupun sloki yang sudah diisi oleh cairan candu yang memiliki kandungan alkohol didalamnya kian beradu, para gadis-gadis nakal tengah bergelayut manja dengan lelaki yang berpesta didalam sana. Saling bersentuhan hingga tak segan memberikan cumbuan ditengah keramaian.
Pakaian minim hingga dapat dikatakan setengah telanjang sudah menjadi hal wajar bagi para pengunjung tempat itu, mereka tak segan mengenakan pakaian seterbuka mungkin untuk sekedar menggoda lelaki yang cukup menarik minat. Namun ada juga yang hanya ingin sekedar berpesta untuk melepas penat dan suntuk tanpa berniat mencari rekan bercinta.
Sorak heboh semakin mengudara ketika kedatangan seorang gadis bersurai panjang sewarna madu tengah menaiki sebuah panggung dimana tersusun tiga tiang diatas sana, ditemani oleh dua gadis lainnya yang berjalan dibelakangnya seakan ajudan.
Mereka mengenakan pakaian minim setengah telanjang, sedangkan gadis yang menjadi objek utama sedikit lebih tertutup dari dua rekannya, terlebih bagian dadanya yang tak ia biarkan terbuka meski hanya sekedar memperlihatkan belahan dadanya. Tidak! Ia bukan gadis yang gemar memperlihatkan lekuk tubuh indahnya pada khalayak ramai.
Sang gadis segera mengambil posisi untuk meliukkan tubuh rampingnya ditiang, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pole Dance. Teriakan heboh semakin mendominasi hingga suara musik yang dimainkan oleh dua Disc Jockey disudut sana hampir teredam, yang cukup menarik minat mereka berdua untuk menoleh dengan apa kiranya yang tengah terjadi dipanggung sana.
Sontak keduanya dibuat meradang tatkala seorang pria dengan berani menaiki panggung dan mengulurkan tangannya kepada sang primadona yang tak diindahkan oleh gadis berwajah elok itu, ia meraih tangan sang pria yang membawanya ke Private Room dilantai dua. Terdapat satu tiang diruangan itu, sofa beludru merah terlihat mengelilingi tiang.
Private Room biasanya dikhususkan sebagai tempat privasi bagi para pengusaha yang tak ingin bergabung dalam sesaknya lantai utama yang cukup pengap dengan orang-orang yang tengah berdansa. Mereka lebih suka diruangan sendiri yang menyediakan tiang agar bisa membawa penari striptis disini untuk menghibur dan memanjakan mata mereka, tentu dengan tarif yang jauh lebih mahal.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT [Taelice Oneshot]
FanfictionDon't trust too much. Don't love too much. Don't hope too much. Because that "too much" can hurt you so much. update according to mood Inspired from anywhere.