*yang sider semoga ga punya hari libur, harinya senin terus.
aku menagih janji kalen buat ramein prat ini dengan komentar-komentar kiyowo kalen, dan harus lebih rame dari prat sebelumnya☠️–
–
"Mina-ssi." Ji Chang Wook mengambil langkah lebar dengan raut tegas menghampiri Mina yang sedang berjalan di koridor, membuat langkah gadis cantik itu terhenti.
Di lihatnya penampilan Mr. Ji yang agak berbeda kali ini. Tidak serapi biasanya. Pria itu melipat lengan kemejanya seperempat lengan, kancing paling atas kemejanya juga terbuka, surainya agak berantakan, dan raut wajahnya tampak gusar. Entah hanya perasaan Mina saja, atau memang benar.
Mina sempat menunduk hormat pada Dosennya, kemudian ia tersenyum ramah. "Nde, Mr. Ji?"
"Kau melihat Lalisa?" Ji Chang Wook celingak celinguk ke belakang Mina, barang kali Lisa datang dari arah sana. Tapi tak ia temukan keberadaannya.
Kepala Mina spontan menggeleng agak ragu. "Aniyo. Dia sama sekali tak terlihat sejak tadi, jadi ku pikir dia bersama anda." Jawab Mina apa adanya, karena sejak datang ke kampus, ia sama sekali tak menemukan keberadaan sahabatnya itu.
Lisa memang suka menghilang, itu kebiasaan buruknya. Tapi biasanya ia akan bisa di temukan di kafetaria karena ia suka mengemil dan sering kehausan. Tapi kali ini, Chang Wook bahkan tak dapat menemukan gadis itu di mana pun.
Tidak di kafetaria, tidak di perpustakaan, tidak di studio radio, tidak juga di taman. Karena hanya itu tempat-tempat tujuan Lisa jika sedang berada di kampus.
"Handphone nya tak bisa di hubungi." Ucap Mr. Ji sedikit gelisah, karena tak biasanya kekasihnya mengabaikan panggilan teleponnya.
Jika pun tak sengaja mengabaikan atau tak bisa mengangkat teleponnya saat itu juga, Lisa pasti akan menghubunginya balik setelahnya. Tapi kali ini tidak sama sekali, sudah lebih dari setengah jam Mr. Ji menghubunginya dan mengirimkan pesan untuknya.
"Jinjja? Wah, kemana anak itu?" Sahut Mina yang sebenarnya lebih ke bermonolog pada dirinya sendiri.
Ji Chang Wook menghela napas lelah yang terdengar cukup berat, pria berusia matang itu menyugar surainya nampak kalut. Jika Mina tak salah menyimpulkan, Mr. Ji sedang kacau saat ini, entah apa penyebabnya. Mungkin karena Lisa yang menghilang dan tidak bisa di hubungi, pikir Mina.
"Ah, kalau begitu lanjutkan aktivitasmu, nona Myoi." Di tengah pikiran yang ikut larut karena berpikir kemana Lisa perginya, Mr. Ji menginterupsi lamunan Mina yang membuatnya terhenyak. Gadis itu cengo seperkian detik, lalu ia mengangguk.
Mina pergi usai pamit pada Mr. Ji.
Sepeninggalan Mina dari hadapannya, Mr. Ji menengadahkan kepalanya seraya memijat bahunya yang terasa begitu pegal. Desahan napas lelah mencuat dari belah bibirnya.
Mr. Ji kemudian mengeluarkan ponselnya dari balik saku celana. Jemarinya dengan lihai mengetikkan beberapa baris kata di smartphone canggih itu. Begitu usai, ia menyimpannya kembali.
"Chagi, aku akan pulang sekitar lima belas menit lagi setelah mengemasi barang-barangku."
Begitulah isi kalimat yang Mr. Ji kirimkan untuk kekasihnya.
וו×
Benar-benar tak bisa membuat pikiran Ji Chang Wook tenang. Ia sudah berulang kali berpikir positif, tapi sulit karena Lisa-nya tak pernah menghilang tanpa kabar selama dua puluh empat jam penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT [Taelice Oneshot]
FanfictionDon't trust too much. Don't love too much. Don't hope too much. Because that "too much" can hurt you so much. update according to mood Inspired from anywhere.