50. The King and Queen

437 52 34
                                    

SEBENARNYA AKU SUDAH MENULIS
BAGIAN INI JAUH-JAUH HARI
AKU BERNIAT AKAN PUBLIKASI SETELAH UJIANKU SELESAI

TAPI AKU TIDAK INGIN KALIAN MENUNGGU

KARENA MENUNGGU ITU SANGAT MEMBOSANKAN

Natasha berada di ruang guru bersama Angga untuk bertemu dengan Bu Nadya selepas bel pulang sekolah berbunyi.

"Natasha, Angga jadi minggu depan akan diadakan lomba The King and Queen. Lomba itu adalah lomba yang diadakan setiap tujuh tahun sekali di SMA BUNGA BANGSA. Kalian adalah King and Queen from SMP BUNGA BANGSA. Dalam lomba itu Kalian akan diberikan soal  yang berbeda dan kalian harus menjawabnya dengan tepat. Tapi kalau diantara kalian ada yang menjawab salah maka kalian dinyatakan kalah."

"Meskipun yang lainnya benar?" Tanya Angga ingin tahu lebih.

"Iya, meskipun yang satunya benar kalian akan tetap dinyatakan kalah. Tapi tenang aja kalau kalian nggak bisa memenangkan kategori King and Queen paling cerdas. Kalian bisa memenangkan kategori yang lain misalnya eee kategori King paling romantis, King and Queen favorit ataupun Queen ter-sweet." Papar Bu Nadya yang dibalas anggukan kecil dari mereka berdua.

"Emm kalau menurut saya, kalian nggak perlu belajar sih." Bu Nadya terkekeh kecil.

Natasha dan Angga ikut terkekeh singkat.

"Karena dari awal kalian kan udah pinter jadi belajarnya dikit aja udah cukup. Nggak perlu terlalu keras belajarnya nanti kalian malah kecapekan."

Angga dan Natasha mengangguk singkat mengerti ucapan-ucapan Bu Nadya itu.

"Minggu depan, kalian ke sekolahnya pagi-pagi aja ya sekitar jam setengah lima. Karena banyak yang harus dipersiapkan. Kalian berdua mengerti?"

"Iya." Jawab Angga dan Natasha terdengar kompak.

"Oke itu saja yang mau saya sampaikan untuk info lebih lanjut nanti akan saya hubungi. Kalian boleh pulang sekarang."

Natasha dan Angga mengangguk yang kemudian dibalas Bu Nadya dengan senyum lebar khas Bu Nadya yang menenangkan.

Merekapun berjalan keluar meninggalkan ruangan itu.

Natasha menghela napas gusar, membuat Angga menatap ke arahnya.

"Kenapa?" Tanya Angga datar.

Natasha mendongak menatap cowoknya sekilas lalu kembali menatap ke depan ia lantas menjawab,
"Capek."

"Capek kenapa?" Tanya Angga memancing Natasha. Emangnya Natasha ikan apa pakek dipancing-pancing segala? Si Angga, ada aja!

"Capek menghadapi kenyataan." Jawab Natasha sok eee begitulah.

"Kenapa,, ada apa dengan kenyataan? kenapa capek menghadapi dia? emangnya kenyataannya pahit ya? tapi kan kenyataan di hidup seorang bidadari selalu indah?" 

Degup Jantung Natasha berpacu lebih cepat setelah mendapat serangan dari Angga yang langsung menimpanya begitu saja.

Natasha berusaha untuk fokus berjalan ke depan sambil mencoba mencari kata-kata yang bisa membungkam mulut Angga agar dia tidak memberikan serangan dadakan lagi seperti tadi.

"Capek menghadapi kenyataan kalau gue punya pacar yang sukanya gombal mulu
tapi belum bisa ngajak ketemu penghulu."

Slark! Angga merasa seperti baru saja ditusuk oleh pedang yang  sangat panjang dan tajam.
Kata-kata itu, nada suara itu, membuat Angga hampir tersedak susu beruang beserta beruangnya juga.

Angga menatap gadisnya tajam masih terus berjalan,
"Ketemu penghulu sekarang juga yuk!"


❄️❄️❄️

Kutub Utara Dan Kutub Selatan [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang