Natasha masuk ke dalam rumahnya, disusul dengan Vanya yang dengan malasnya berjalan selangkah demi selangkah sambil menyeret tasnya.
Kebetulan, pintu depan sudah terbuka jadi mereka tak perlu repot-repot mengetuk pintu.
"Eh adek kesayangan gue udah pulang." Sambut Vella menghampiri Natasha seraya tersenyum lebar.
Natasha dan Vanya menghentikan langkahnya lalu menatap Vella dengan berbagai pertanyaan yang muncul di benak mereka.
Mengapa Vella tiba-tiba seperti ini?"Gimana sekolahnya tadi?" Tanya Vella pada Natasha dengan nada lemah lembut.
"Oh, iya gue udah buatin lemon tea. Gue taruh di meja makan.""Gak biasanya kak Vella baik sama Natasha,orang biasanya aja ngajakin perang dunia ketiga sampai kesepuluh kok. Ini pasti ada maunya." Batin Vanya sangat yakin.
"To the point, mau lo apa?" Tanya Natasha tak ingin terlalu bertele-tele.
Vella semakin melebarkan senyumannya kemudian dengan lembutnya dia mengatakan,
"Natasha, adek gue yang paling cantik sedunia.
Lo kan pinter bikin makanan yang manis-manis semanis senyuman lo nahh, bisa bantuin gue nggak?""Apa?" Tanya Natasha dingin.
"Bantuin gue bikin kue ulang tahun dong." Jawab Vella dengan wajah memelas seperti wajah Upin Ipin saat minta dibelikan buku metrobot oleh kakeknya.
Natasha menghela napas gusar kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
"Sha,,Sha." Vella berjalan mengejar adiknya yang sudah menaiki anak tangga ketiga.
Vella memegang tangan Natasha lalu menahannya dengan kuat.
Mau tak mau Natasha harus menghentikan langkahnya.
Ia pun berbalik badan menatap kakaknya dengan tajam.
Kemudian dengan kasar Natasha menarik tangannya sehingga tangannya bisa terlepas dari cengkraman kakaknya.
Setelah tangannya lepas dari cengkraman Vella ia meniup lengannya yang tadi sempat dipegang Vella."Gak usah pegang-pegang!" Ucap Natasha lebih dingin.
Vella mengelus dadanya berusaha untuk lebih bersabar menghadapi rintangan yang harus dilaluinya jika dia meminta bantuan pada Natasha.
"Sabar Vella,,demi Destra lo harus bisa sabar."Dengan terpaksa, Vella berusaha untuk tetap tersenyum.
"Sha, bantuin gue ya please. Kali ini aja ya." Pinta Vella dengan kedua tangan disatukan di depan dada."Kalo gue bantuin lo?" Tanya Natasha ingin tahu.
"Kalo lo bantuin gue, gue akan turutin semua kemauan lo." Jawab Vella dengan percaya diri.
"Kenapa gak minta bantuan ke mama?"
"Belakangan ini mama kan sibuk banget ngurusin perusahaan papa." Vella meraih tangan Natasha lalu menggenggamnya. "Jadi ayolah Sha, bantuin gue." Tambah Vella penuh harap.
"Cari tutorial bikinnya di internet kan bisa."
"Sha, please Sha apa ruginya sih bantuin kakak sendiri? Gak ada salahnya kan?"
"Oke gue bantuin lo."
Senyum lebar terlukis di bibir Vella.
Dia benar-benar senang sekaligus tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan."Dengan satu syarat."
"Apa?"
"Lo harus ngaku kalo lo yang ngerusakin baju mama waktu itu."
Senyum lebar di bibir Vella itu sirna seketika.
Pasalnya, seminggu yang lalu dia menghadiri pesta ulang tahun teman kampusnya.
Sedangkan ia tak memiliki baju yang cocok untuk dikenakan saat pesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutub Utara Dan Kutub Selatan [PROSES REVISI]
Roman pour AdolescentsDua insan yang sama dinginnya sama cueknya dan sama memiliki gengsi yang tinggi pada akhirnya dipertemukan- Seolah alam menghendaki dan takdir telah berpihak pada mereka. Suatu tali rasa mengikat mereka dalam balutan asmara. Cinta, cinta dan cinta y...