53. Tidak Akan Pernah

375 46 0
                                    

Angga menghela napas berat, peristiwa kali ini sungguh di luar dugaannya.
Ia tak menyangka bahwa Cassandra akan mengatakan ini padanya.

Cassandra menatap Angga penuh arti, berharap cowok itu mau mengikuti kemauannya meski hanya ada setitik kemungkinan untuk itu bisa terjadi.

Angga melihat tatapan Cassandra, mata gadis itu benar-benar membuatnya gelisah. Dia tidak  bisa benar-benar tidak bisa.

"Maaf Cassandra. Kali ini gue nggak bisa dan gue nggak akan bisa tinggalin orang yang gue sayang begitu saja tanpa ada alasan yang jelas." Ucap Angga berusaha jujur pada cewek di depannya.

"Dan, gue nggak akan pernah lakuin itu." Angga menegaskan.

Air mata Cassandra kini mengalir lebih deras.
Hatinya sekarang seperti sedang diremas, dipotong-potong dan ditusuk dengan sangat keji tanpa ampun.

"Di hati gue cuma ada ruang untuk ditempati Natasha. Gak akan pernah ada cukup ruang untuk lo singgahi disana."

Cassandra semakin merasakan sakit di dadanya.
Dadanya terasa sesak, tenggorokannya tercekat.
Ia menelan ludahnya sendiri dengan sangat susah payah.

"Sekali lagi, gue minta maaf. Gue cuma cinta sama Natasha."

Cassandra terduduk lemas, air matanya bercucuran deras.
Ia memegang dadanya yang makin lama makin terasa sakit, ditambah dengan ucapan-ucapan Angga yang makin menusuk dadanya.

"Apa kamu yakin?" Tanya Cassandra dengan suara serak.

Angga masih berdiri menatap Cassandra yang duduk di atas paving taman sambil menangis, memegangi dadanya.

"Iya gue yakin. Ruang hati ini cuma buat Natasha seorang. Nggak akan ada seorangpun yang bisa menggantikan posisi tertinggi seorang Natasha Melyana Devina dalam hati, kehidupan bahkan dalam mimpi gue sekalipun."

"Termasuk aku?" Sekali lagi Cassandra bertanya, suaranya terdengar makin serak.
Kali ini ia menundukkan kepalanya menatap, celana jeans yang sedang dikenakannya.

"Iya."

Cassandra tersenyum hambar, mimpinya menjadi kekasih Angga kini telah musnah.
Cowok yang dia suka telah menolak dirinya mentah-mentah.

"Apa benar kamu tidak akan pernah meninggalkan Natasha?" Cassandra memastikan lagi, pandangannya masih tertuju ke bawah.

"Iya. Tidak akan pernah."

Cassandra mendongak  menatap wajah dingin cowok di depannya,
"Selamanya?"

Angga melihat gadis itu matanya yang sembab, pipinya yang basah karena air mata serta ekspresi wajahnya yang sulit dideskripsikan membuatnya tak tega untuk lebih menyakiti hati Cassandra dengan kejujurannya.

Sekali lagi Angga menghela napas berat berusaha untuk berkata jujur pada Cassandra.

"Selama-lamanya, sampai ajal menjemput kami."

Cassandra menangis kencang, punggungnya  bergetar.
Ia menggigit bibir bawahnya hingga hampir berdarah.

Cassandra mendongak,
"Aku mohon tinggalkan dia demi, aku Angga."

"Tidak bisa Cassandra."

"Sekali saja Angga kumohon."

"Tidak bisa."

"Kenapa nggak bisa? apa susahnya untuk menjawab iya?!"

"Ngomongnya gampang, tapi hatinya gimana?
apa gue harus maksain hati gue?"

Angga tak berniat untuk berdebat dengan Cassandra.

"Gue pergi."

Cassandra menghentikan tangisnya dia melihat Angga yang berbalik badan dan berjalan menjauhinya.

Kutub Utara Dan Kutub Selatan [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang