5. HEART 2

1.2K 72 0
                                    

Aku yakin, semua nya tentang kita belum berakhir begitu saja— Langit Vralaska.

***

Ana menepis tangan Sigit dengan kasar, sedangkan pria paruh baya itu menatap Ana. Bak tersambar petir di siang bolong, anaknya Ana sangat berubah.

Dari segi fisik, tubuh gadis itu sangat kekar. Dengan potongan rambut pendek, dan juga wajah Ana yang kini menatap nya datar.

Sigit langsung bertekuk lutut, membuat Ana terkejut. Dan memundurkan langkahnya, "Ayah harus bagaimana agar kamu bisa memaafkan Ayah?" tanya Sigit membuat Ana terdiam.

"Apakah Ayah harus sujud di kaki kamu?" Sigit langsung mengubah posisinya. Namun, suara dingin Ana membuat ia memberhentikan kegiatannya.

"Stop, jangan kayak gini! Mendingan anda bangun dan pergi dari sini! Karena apa? Saya muak dengan anda," bagai ada ribuan pisau menusuk hatinya.

Hati Sigit sakit mendengar ucapan Ana, segera ia bangun. Dan menyentuh tangan Ana, namun buru-buru Ana menepisnya.

"Maafin Ayah Ana, Ayah menye—"

"Terlambat! Semuanya udah berubah, anda bukan Ayah saya lagi Tuan Sigit. Dari dulu anda tidak berperan sebagai Ayah yang baik! Anda selalu menyiksa saya!"

"Maafin Ayah, itu dulu! Sekarang ayah menyesal," ucap Sigit menatap Ana sendu.

"Jangan sebut diri anda Ayah! Karena anda bukan Ayah saya! Ayah saya adalah Papah Adan! Bukan anda Tuan Sigit!"

"Kenapa Ana?"

"Bukannya anda dulu yang bilang?  Kalau saya ini bukan anak anda? Dan saya juga anak sialan bukan?"

Ana berbalik, meninggalkan Sigit. Begitu juga Sigit, ia rasa harus mencoba nya lain waktu. Mengingat dirinya ada meeting.

Hujan mengguyur, namun Ana sama sekali tidak berniat untuk berteduh. Ia tetap berjalan, menuju rumah Rina. Ia yakin wanita itu tengah menunggunya dengan khawatir.

***

Ana tengah berada di taman kompleks, ia menatap sekitar yang tampak sepi. Ana menghela nafas panjang, ia membuka aplikasi WhatsApp.

Cantik.

Jennie :
Samlekom!

Airin :
Yang bener goblok!
Assalamualaikum.
Gitu!

Jennie :
Gue Kristen🙏✝️

Airin :
Lah anjr gue juga
🙏✝️

Gak jelas!

Airin :
Kualat ngatain ibu hamil!

Ana memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Ia menyandarkan tubuhnya pada kursi taman, memejamkan matanya.

"Ana?"  panggil seseorang membuat Ana membuka matanya, seketika wajahnya berubah datar dan tatapan yang sinis.

"Lo ngapain disini?" tanya Bara, cowok itu duduk disebelah Ana Namun Ana langsung bangkit, membuat Bara sedikit tersentak.

Ana pergi meninggalkan Bara yang terdiam.

***

"Ana? Bisa bicara sebentar? Kita mau ngomong," ucap Dion berusaha membujuk Ana untuk kesekian kalinya.

HEART 2  || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang