18. HEART 2

578 45 0
                                    

Setelah beberapa kali bujukan dan rayuan, kini Melisa tengah berada di kantor pusat TNI di Papua.

Dengan santainya gadis itu kini memakan es krim berbentuk cup. Samuel menatap Jojo, mengkode agar pria itu mengambil pistol yang berada didekat gadis itu.

Perlahan, tanpa disadari oleh Melisa. Jojo mengambil pistol yang berada di gadis itu. Samuel menatap mertuanya, Adan juga kini tengah menatapnya.

"Nikah? Samuel sudah beristri, Melisa!" ucap Adan, membuat Melisa menatap pria itu dengan tatapan tajam.

Samuel pamit keluar, itu juga atas suruhan mertuanya. Ia keluar, dan menyalakan ponselnya. Dan hal pertama yang ia lihat adalah wajah cantik istri nya.

"Kangen."

"KAPTEN!" Samuel menoleh, mendapati Melisa.

"Cih, dia istri kapten?! Jelek banget, hamil anak kapten atau—"

Byur!    Samuel menyiram wajah Melisa dengan air yang ada didalam gelas.

"Jangan bicara seperti itu kamu Melisa! Saya sudah cukup sabar menghadapi kamu!"   Setelah itu, Samuel pergi, meninggalkan Melisa yang menatap marah kearah Samuel.

Namun, seketika ia menyadari apa yang selama ini ia lakukan. Ia seperti wanita murahan, ia meredakan amarahnya, kemudian merenungi kelakuannya.

***

Mas Suami😤💖

Yuhuuuu
Massss
Kamu dimana??
Dengan siapa???
Sekarang berbuat apa??
Ya tugas lah, Ana Ana. Ngadi-ngadi lu yeee
Eh btw, aku ketemu temen SMA aku masss.
Dia baikk, dia teman yang dulu donorin aku ginjal dan hati!!!
Eh masss, aku jalan-jalan sama Stevi yaaa.
Biismillah, gas nguengggggg

Samuel tersenyum membaca rentetan pesan yang dikirimkan oleh istrinya. Ia membalasnya dengan penuh semangat.

Hm...
Hati-hati yaaa❤️
Aku off lumayan lama, ketemu lagi 5 bulan lagi, sabar ya sayang.
Love you❤️

Samuel mematikan ponselnya, kemudian melanjutkan perjalanan menuju ke desa. Ia menatap was-was sekitar, hingga tiba-tiba seseorang menembak pundak kiri nya.

"SIAPA ITU?!" tanya Samuel, kemudian menodongkan pistolnya. Kini ia tak peduli dengan rasa sakit yang berada diarea pundak kirinya.

Samuel mendekati kearah yang melepaskan tembakan kearahnya. Ia membuka semak-semak dan tak menemukan siapa-siapa.

Di tempat dan daerah yang lain. Tepatnya di kota Jakarta, Ana baru saja selamat dari motor yang hendak menabraknya.

Ia menghela nafas lega, kemudian mengelus perutnya. Tepat saat itu Stevi dan Felix datang.

"AN, LO APA-APAAN SIH?! KALAU LO KETABRAK TADI GIMANA?!" bentak Felix tanpa sadar, membuat mata Ana berkaca-kaca.

Sepertinya Felix melupakan sebuah fakta, bahwa Ana tengah mengandung. Hormon ibu hamil itu berubah-ubah.

Stevi memukul lengan Felix dengan kencang, kemudian memeluk Ana. Membawa gadis itu kedalam mobil yang terparkir tak jauh dari tempat mereka.

"Maaf An, gue kelepasan."  Felix menatap Ana, ia merasa bersalah pada wanita itu.

"Stevi, pulang!!!"  rengek Ana, membuat Stei mengkode Felix untuk menjalankan mobil mereka.

HEART 2  || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang