HEART 2 || END

16. HEART 2

3 bulan kemudian...

Ana kini tengah menunggu giliran, untuk check-up kandungan. Saat sedang menunggu, pandangannya beralih pada seseorang.

Dia, Langit. Pria yang sudah lama tidak ia temui selama beberapa bulan ini. Ia menyunggingkan senyum tipis, tepat saat itu Langit menoleh.

Keduanya saling bertatapan, Ana mengalihkan pandangannya. Langit yang baru saja melangkah, dibuat terdiam karena suara dokter.

"Ibu Ana, silahkan masuk!" Ana memasuki ruangan, membuat Langit terdiam.

Ruang check kandungan?

Ia tersenyum miris, lama ia menunggu Ana untuk keluar. Akhirnya yang ia tunggu keluar dari ruangan itu.

"Hai, An! Apa kabar?"

***

"Berapa bulan An?" tanya Langit ramah, kini keduanya berada di kafe ada di dekat rumah sakit.

"3 bulan."

Keduanya saling bertatapan, sebelum akhirnya Ana mengalihkan pandangannya. Langit terkekeh, kemudian meminum minumannya.

"Gimana kabar kamu An?"

"Baik."

"Happy wedding, ya!"

"Thanks."

Langit meringis pelan, mendengar jawaban-jawaban singkat dari Ana.  Ia melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan nya, yang menunjukkan pukul 11 siang.

"Gue pamit," ucap Ana, kemudian pergi dari sana.  Membuat Langit terdiam, kemudian memperhatikan punggung Ana yang semakin menghilang.

"Kamu, benar-benar berubah."

"Aku kangen Ana, yang dulu."

***

Ana berjalan menuju ruang kerja Rina, wanita paruh baya itu sedikit sibuk siang ini. Sampai-sampai membatalkan makan siang bersama dengan Ana dan Stevi.

"Dimana dah? Jauh banget emangnya ya?"  tanya Ana.

"Itu disitu."

Ana membuka pintu kerja Rina, dan terlihat wanita itu sangat sibuk dengan kertas dan laptopnya.  Sampai-sampai tidak menyadari kehadiran kedua anaknya.

"Sibuk nih!" ucap Ana, membuat Rina mendongak.

"Eh, kalian?! Kan Mamah bilang makan siang sendiri aja!"

"Terus ninggalin mamah yang kelaparan gitu, enak saja! Nih ayo makan bareng-bareng tinggalin kerjaannya sebentar!"

"Suapin aja kalau gitu!" ucap Stevi, membuat Ana menatap Stevi.

"Ide bagus!"

"Gak usah, mamah makan sendiri aja!" ucap Rina menolak.

"EITSSS, saya tidak terima penolakan!" ucap Ana, kemudian menyuapkan burger ke Rina.

Setelah makan siang, Rina kembali melanjutkan pekerjaannya lebih serius. Sedangkan Ana dan Stevi memainkan ponsel mereka.