17. HEART 2

566 51 1
                                    

"Kak Ana, Kak Sam mana? Kenapa Kak Ana disini?"  tanya Mora, membuat Ana menoleh kemudian tersenyum.

"Lagi kerja!"

"Kok lama?"

"Dia kerjanya selingkuh!" ucap Stevi, membuat Ana melotot kearah Stevi.

"Hahaha, selingkuh sama negara!"  Ana tertawa mendengar ucapan Stevi.

"Negara apa?" tanya Rara.

"Negara Indonesia lah!" sahut Mora, membuat Rara mendengus.

"Aku gak nanya sama kamu! Aku tanya Kak Ana sama Kak Stevi!"

"Udah, udah! Ayo pada tidur!" ucap Ana lalu ketiga adiknya itu keluar dan masuk ke kamar masing-masing.

Setelah itu, Ana berjalan menuju balkon kamar. Menatap langit malam yang ditaburi bintang. Tanpa sadar air mata menetes, tangannya terulur mengelus perutnya yang sedikit membuncit.

Ucapan dokter, beberapa 2 bulan yang lalu masih teringat jelas di otaknya. Ucapan yang membuat ia takut, takut kalau nanti ia meninggalkan Samuel.

"Lingga." Panggil Ana, saat tiba-tiba saja ia melihat bayangan seseorang.

"Airlingga." Panggil Ana sekali, hingga sosok bayangan yang ia yakini adalah Airlingga tersenyum.

"Maaf." 

"Kamu gak salah."

Setelah itu, sosok itu menghilang. Pandangan Ana menatap ke sebuah mobil yang baru saja datang, dan terparkir di rumah yang ada di depannya.

Hingga sosok itu keluar, menampilkan Felix, Zhellan, dan Efran yang notabennya adalah teman Airlingga. Ana membulatkan matanya, tepat saat itu ketiganya menoleh mata mereka bersitatap.

***

"Lo udah nikah?! Udah mau punya anak?! Kenapa kita gak diundang?!" tanya Zhellan terkejut.

"Gue udah cari kalian, dari awal gue terbang ke Indonesia satu tahun lalu. Tapi kalian gak ada!" ucap Ana sebal.

"Satu tahun lalu? Untuk?" tanya Felix, sejujurnya ada perasaan tak suka saat mengetahui Ana sudah menikah dan akan segera memiliki anak.

"Gue tentara kan! Nah terus gue ditugasin ke Indonesia setelah 10 tahun, gue kebagian ke Indo. Jadi ya, gitu deh!"

"Lah terus, lo tinggal disini? Suami lo mana? Mau ketemu dong!"  ucap Efran bersemangat.

"Laki nya selingkuh!" ucap Stevi yang baru saja turun.

"HA?! SELINGKUH?!"  pekik Zhellan dan Efran terkejut, sedangkan Felix hanya menampik ekspresi terkejut.

Ana dan Stevi saling bertatapan.

"Selingkuh sama negara!"

***

"HAI BUMIL!" sapa Efran ramah, Ana yabg sedang menyirami tanaman yang ada di halaman depan pun tersenyum.

"Bumil, pagi-pagi nyiramin tanaman!" ledek Zhellan.

"Pesona ibu hamil sangat wow! Daebak!"  ucap Zhellan.

Berbeda dengan Zhellan dan Efran yang meledek Ana. Felix hanya diam, sembari menikmati kopinya.

Hampir 11 tahun dirinya mencari Ana, untuk mengungkapkan isi hatinya. Awalnya ia sangat senang bertemu dengan Ana, namun saat melihat jari manis Ana tersemat cincin.

Dan perut wanita itu membuncit, ditambah penuturan Ana yang sudah memiliki suami. Membuat dunia nya berhenti, cintanya sedari masa SMA ternyata bertepuk sebelah tangan.

Ia mengalihkan pandangannya, kala Ana menatap nya. Wanita itu kemudian menyapanya.

"Hai, Felix. Ngapa lo? Diem-diem bae!" 

"Galau dia An!"  celetuk Efran, membuat Felix menatap tajam ke arah Efran. Mengkode sahabatnya itu, agar diam.

"Iya, dia abis patah hati!" ucap Zhellan menambahkan.

"Ha?! Kenapa?!" tanya Ana, kemudian menatap ketiganya penasaran.

"Jadi dia mengejar cinta selama hampir 11 tahun, berakhir dengan sj perempuan yang ternyata sudah menikah dan memiliki anak!" ucap Efran mendramatisir.

"Lo ngomong sekali lagi, leher lo patah!"

"OMO, GALAK!"

"OMG, JINJJA?! OMG, KEREN, DAEBAK, MANTUL!"

"Bacot!"  Kemudian Felix masuk kedalam rumah. Dengan Zhellan dan Efran yang tertawa.

"Lo tau gak siapa orangnya?"  tanya Efran, memancing Ana. Ia penasaran, apakah wanita yang tengah berbadan dua ini peka atau tidak.

"Engga." Sahut Ana polos, membuat Zhellan dan Efran meringis.

Felix yang mendengar dari balik pintu, hanya menghela nafas panjang. Ia mengacak rambut nya.

***

Samuel menatap malas gadis yang ada dihadapannya ini. Saat ia ingin bertugas, gadis yang menganggu nya sedari ia datang ke Papua pun datang menghampiri.

"Saya ingin patroli, Mel!" ucap Samuel yang berusaha sabar.

"Ih kapten! Aku kan cuman mau ngobrol sama kapten!"

"Saya sudah punya istri, Melisa. Saya juga akan memiliki anak, jangan ganggu saya. Saya sudah menikah!" ucap Samuel, membuat gadis bernama Melisa itu terdiam.

"Ya gakpapa, istri bapak gak tau ini!"

"Istighfar!" Setelah itu, Samuel pergi, meninggalkan Melisa yang kini menatapnya marah.

"Secantik apasih istrinya Kapten Samuel!"

Sedangkan Samuel menghela nafas panjang, pagi-pagi ia dibuat emosi oleh kelakuan Melisa.

Setiap kali ia berdekatan dengan Melisa, bayang-bayang wajah Ana yang tengah mengandung anaknya lewat.

Mengingatkan ia bahwa dirinya telah memiliki seorang istri. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya, dia Jojo.

"Kapten! Galau aja nih si kapten eiy!!"

"Bisa aja kamu!"

"Waduh, mantap ya pak! Sabar pak 5 bulan lagi pak!"

"Hm."

Keduanya sampai di pos, saat mereka sampai disana. Seseorang melayangkan tembakan ke atas, sebagai tanda peringatan.

Kedua pria itu menoleh, mendapati Melisa yang tengah tersenyum miring. Melisa mengarahkan pistol itu kearah Samuel.

"Nikahin saya, atau saya nembakkin diri!"



























***

TBC

Jangan lupa untuk taburkan bintang-bintang manjahhhhh dan tinggalkan jejak di kolom komentar 🥰❤️✨

HEART 2  || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang