19. HEART 2

599 48 1
                                    

2 bulan kemudian....

Kandungan Ana sudah memasuki bulan keenam, perutnya kini sangat besar. Ia sangat senang, karena beberapa bulan lagi mendekati kelahiran, dan juga mendekati kepulangan Samuel.

"Ana, kamu gak periksa kandungan kamu? Ayo, Mamah anterin!"   Ajak Rina, membuat Ana terdiam.

"Eeee, gak deh, aku mau sendiri aja!"

"Yakin? Yaudah deh, mamah lanjut kerja ya!"

"Oke!" Setelah itu Ana dapat menghela nafas lega. Ia baru saja selesai sarapan, ia diam-diam meminum obat yang diberikan oleh dokter.

Setelah itu, ia menghela nafas lega.  Langsung saja ia menyambar sling bag nya, kemudian meminta supir dirumahnya untuk mengantarkannya ke rumah sakit.

***

"Ana,  kamu mengidap kanker jantung saya ingatkan sekali lagi. Kamu mengandung kembar, resiko nya sangat besar, efek kanker kamu."

"Iya dok, saya ta—"

"Beri tahu keluarga kamu, suami kamu terutama!" ucap dokter muda itu.

"Gak bisa Dokter, saya takut."

"Seterah kamu Ana, saya sudah mengingatkan. Jangan terlalu sering meminum obatnya, karena berefek pada anak yang ada dikandungan kamu."

"Kalau kamu merasa sakit di bagian dada terutama jantung, tarik nafas perlahan, hembuskan. Jangan panik, atau kamu bisa hubungi saya."

Ana terdiam, kemudian keluar dari ruangan itu. Ia memegang surat yang ada digenggaman tangannya, ia membelokkan dirinya di koridor rumah sakit yang sangat sepi.

Hanya ada beberapa suster dan perawat yang berjalan disana. Ia duduk disalah satu bangku, tangannya sedikit meremat kertas itu.

Ia memukuli kepalanya, "bodoh, penyakitan!"

"ANA! HEI!" panggil seseorang, yang ia kenali pemilik suara itu adalah Langit.

"Kenapa, hei?!" Tanya Langit panik, sontak Ana menangis. Membuat Langit langsung memeluk wanita itu.

Ia melihat kertas yang berada ditangan Ana, karena penasaran ia mengambilnya. Dan betapa terkejutnya, ia membaca kertas itu.

"Kanker jantung? Stadium 3?"   Ana tambah menangis, "gue nyusahin, Langit! Gue penyakitan! Andai gue tau dari awal, gue gak akan nikah sama Samuel!"

"Gue nyakitin mereka semua!" ucap Ana histeris, Langit hanya diam. Ia mengelus punggung wanita yang berstatus mantan pacarnya ini.

Otaknya seketika nge-blank. Ia merasakan baju kantor nya basah karena air mata wanita ini. Namun ia hanya diam.

"Jangan kasih tau Samuel, dan yang lainnya, please!"  Mohon Ana, Langit mengangguk.

***

Langit

Sakit???

Ga, kok.

Jangan lupa makan, minum obat jangan sering-sering.

HEART 2  || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang