22. HEART 2 || END

1.5K 68 3
                                    

⚠️Warning, bacanya pelan-pelan ya!

Play : Kamu dan Kenangan — Shanna Shannon🎶

-----

Samuel sedari tadi tak henti-hentinya menangis, merutuki kebodohannya. Andai tadi ia tidak mengikuti rapat yang tak penting itu.

Andai ia ada dirumah dan mengantarkan Ana kerumah Rina. Andai, dirinya menemani Ana. Pasti kejadian seperti ini tidak akan terjadi.

Begitu juga dengan Stevi, Jennie, Airin, Rina dan Bunda Samuel. Mereka menangis histeris, sedangkan Langit, Tunjung, Dion, Kasa, Bara, Sean, Rey dan Aslan hanya diam.

Samuel dalam hati merapalkan do'a, meminta agar Tuhan menyelamatkan istri dan juga anaknya disana.

"Ada yang pengen saya omongin," ucap Langit, membuat mereka menatap pria itu.

"Sebenarnya, Ana punya kanker jantung yang sudah masuk ke stadium akhir."

Dunia seolah berhenti, Samuel berdiri kemudian menghajar Langit. "JAGA OMONGAN ANDA!"

"Gue serius Sam."  Samuel seketika luruh, ia memukuli kepalanya.

"Bodoh, bodoh, bodoh!"

"Sejak kapan Langit?" tanya Rina, Langit menatap Rina.

"Sejak awal dia mengandung."

"Kenapa dia gak pernah bilang?" tanya Bunda Samuel.

"Dia gak mau kalian repot."   Jawaban Langit membuat mereka diam.

"Kanker jantung yang masuk ke stadium akhir, dokter bilang kalau dia punya resiko besar, terlebih lagi dia sedang mengandung." ucap Langit.

"Ditambah dengan kejadian ini, kita semua cuman bisa pasrah."  Lanjut Langit.

"Berdo'a."  Sahut Adan, pria paruh baya itu menenangkan istrinya yang tengah menangis.

"Ina dan Mona, dimana mereka?" tanya Samuel.

"Gak usah dipikirin." Jawab Aslan.

"Dia udah diurus sama para saksi mata yang ngeliat disana. Sebentar lagi, kita akan samper, tapi kita mau liat kondisi Ana dulu."   Sahut Bara.

Tak lama, suara tangis bayi terdengar kencang. Samuel sontak berdiri, beberapa menit kemudian, suara tangis bayi terdengar lagi.

Dokter tak lama keluar, kemudian menatap mereka satu persatu. Kemudian menghela nafas, sebenarnya ia tak tega untuk mengatakan hal ini, namun ia harus segera mengatakannya.

"Hari ini, pukul 9 malam waktu Indonesia Barat. Pasien Kalyana Fanasya, meninggal dunia setelah melahirkan anak kembar."

Samuel langsung saja masuk, ia mendapati istrinya yang sudah ditutupi kain putih. Ia membuka kain itu, kemudian menangis, menatap wajah pucat istrinya.

"Sayang, bangun! Ayo kamu katanya pengen ke pantai!"

"Kamu pengen jalan-jalan kan?"

"Ayo bangun Ana, katanya mau besarin anak sama-sama."

"Ana, bangun..." Lirih Samuel, membuat suster dan dokter yang meneteskan air mata.

"Ana, kamu bohong...."

Tak berapa lama, jari Ana bergerak. Membuat Suster yang melihat segera mengecek detak jantung Ana.

"Detak jantung pasien berdetak kembali, tetapi sangat lemah."

"Ibu Ana bisa dengar saya?" tanya Dokter, Ana mengangguk lemah.

Matanya terbuka sedikit, hal pertama yang ia lihat adalah wajah Samuel. Ia tersenyum tipis, matanya menangkap kedua anaknya yang berada di box bayi yang tak jauh darinya.

HEART 2  || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang