34: Dia, Milka?

4.7K 394 221
                                    

Milka tidak pernah tau, kapan terakhir kalinya dirinya terikat diatas ranjang dengan keadaan seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Milka tidak pernah tau, kapan terakhir kalinya dirinya terikat diatas ranjang dengan keadaan seperti ini. Jilbab yang sudah tidak menempel di kepalanya membuat air mata Milka kian menetes sejak tadi. Rambut yang harusnya hanya boleh dilihat oleh mahramnya sekarang malah terlihat lelaki lain.

Milka menatap tali yang sejak tadi mengikat tangannya. Tidak ada celah untuk bisa lepas, matanya kembali mengeluarkan air mata. Perasaan takut dan dosa kian mengerayap di dalam hatinya.

"Rambut kamu bagus, saya suka."

Suara bass itu membuat Milka menoleh ke samping, tempat Crish duduk di sofa dengan wajah santainya. Milka mengepalkan tangannya.

"Mau lo apa?"

Crish tersenyum miring. "Menunggu Papa kesayangan kamu datang, Milka," jawabnya menyesap rokok di sela sela jarinya.

"Buat apa? Masalah lo apa sama Papa gue? Kenapa gue yang jadi korban." Milka mencoba melepaskan ikatan ini, namun yang ada tangannya justru sakit karena terleler. "Gue gak tau apa apa, Om," ucapnya rendah.

"Karena kamu anaknya," jawab Crish lugas.

"Sudah lah, Milka. Tunggu sebentar lagi, mungkin kamu akan segera bebas. Tapi Papa kamu yang akan menggantikan disini," ujar Crish berdiri. Sebelum menutup pintu, ia memandang Milka intens.

"Kamu cantik sekali dengan rambut panjang kamu itu, Milka."

Milka mengepalkan tangannya. "Bangsat!"

Gadis Sma itu menunduk seraya menangis, bagaimana keadaannya sekarang. Dan apa tanggapan Revan jika tau rambutnya terlihat oleh orang lain

"Van..."

***

Di rumah besar itu, Revan berlari menuruni tangga menghampiri kedua orang tuanya yang berada di ruang tamu. Semalam ia memang menginap di rumah orang tuanya.

"Ayo, Yah. Kita ke rumah Papa!"

Adit menatap anaknya sambil menghela napas. "Makan dulu, baru ke rumah mertua kamu," ujarnya.

Revan menggeleng. "Kelamaan, ayo Ayah! Revan mau ketemu Milka."

"Milka-nya belum jelas ada dimana kan, Van," ujar Lita. Sang Bunda yang sejak tadi memperhatikan wajah khawatir anaknya. "Makan dulu, isi perut kamu."

Revan tetap menggeleng. "Aku sendiri aja ke rumah Papa," ucapnya berlari meninggalkan kedua orang tuanya.

"REVAN!!"

Cowok itu tidak mendengarkan dan tetap berlari. Ia menaiki motor hitamnya dan melajukan cepat ke rumah Orang tua Milka. Kabar yang semalam di beri tahu Danish berhasil membuat perasaannya campur aduk. Antara lega dan senang.

Menikah Saat Sma [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang