26: Sweet

9.3K 534 51
                                    

Selesai melangkahkan Sholat Zuhur bersama sesuai ucapan Revan tadi. Kini kedua manusia lawan jenis itu duduk berhadapan di atas kasur dengan pakaian yang belum diganti, Milka yang masih menggunakan mukenah dan Revan yang masih memakai baju koko hitam

Mengingat jam yang sudah menunjukan pukul setengah satu siang, tepat beberapa jam lalu berita tak mengenakan mereka dapat lebih tepatnya Milka mengenai Gita.

Saat itu Milka yang baru hendak tidur terpaksa tertunda karena panggilan telepon masuk dari Caca yang memberitahu keadaan Gita yang kritis selepas ditemukan. Milka yang sudah menggunakan baju tidur langsung menyambar jaket dan turun ke bawah, pas sekali ia melihat Revan yang ingin naik ke kamar. Tanpa berbicara ia langsung menarik tangan Revan keluar, meski awalnya marah namun setelah dijelaskan akhirnya Revan mau mengantar Milka ke rumah sakit dengan sama sama memakai baju tidur senada warna biru dilapisi jaket

Hingga sampai di sana ternyata Allah lebih sayang ke Gita dengan tidak memberi rasa sakit lagi di tubuhnya. Anggota keluarganya yang lain sampai saat ini belum juga ditemukan, sedangkan kerabat semua tinggal di luar kota. Untuk itu Revan, Milka serta sahabat mereka yang lain dibantu tetangga terdekat untuk mengebumikannya.

Revan menatap Milka yang tak kunjung berbicara, diliriknya jam dinding yang menitnya semakin bertambah

"Ekemm"

Sengaja Revan berdehem, hal itu membuat Milka mengalihkan pandangannya

"Eh Van, bentar jangan kemana mana dulu" ucap Milka yang melihat Revan hendak berdiri

"Ada yang pengen aku omongin dan jelasin"

"Sepuluh menit lagi aku harus ke Cafe" ujar Revan

"Hah? Ngapain?" tanya Milka mengerutkan keningnya

Revan menghembuskan nafasnya berat "Urusan, apa yang pengen kamu omongin?"

"Soal__ kemarin lusa__"

Dengan seksama Revan mendengarkan Milka yang bercerita, tanpa melebihkan atau mengurangkannya ia menceritakan kejadian yang memang sebenarnya. Mulai dari pertemuannya dengan Angga serta perasaan lebih yang dimiliki lelaki itu hingga menjelaskan siapa Angga itu. Meskipun Revan sendiri sudah tau tanpa sepengetahuan Milka

"Dan sekarang dia udah pergi ke luar kota, aku harap suatu hari nanti kita akan bertemu lagi karena jujur aku benar benar ga bisa benci sama sahabat aku-maksudnya mantan sahabat" ujar Milka menutup ceritanya

Revan melihat kesedihan yang mendalam di mata Milka. Apalagi ia juga baru kehilangan sahabat perempuannya ditambah ditinggal sahabat kecilnya. Meski Revan akui Milka sangat pandai menyembunyikannya kesedihannya.

Tangan Milka mengenggam tangan Revan lalu menciumnya, "Maaf udah bohong sama kamu dan ga jujur"

Membalas senyum Milka, Revan memegang kepala Milka sambil mengusapnya lembut membuat perempuan itu mendongkak ke arahnya

"Mau aku bacain Al Qur'an, gak?" tanya Revan.

Milka mengerutkan dahinya bingung sambil memperhatikan Revan yang mengambil Qur'an di meja nakas dan kembali duduk di depannya.

"Mau surat apa?"

"Hey, kok malah bengong." Revan mengibaskan tangannya di depan Milka yang terdiam lalu terkekeh

"Kamu gam marah?" tanya Milka tanpa menjawab pertanyaan Revan

Berdeham pelan, Revan mulai membuka Al Qur'an surat Maryam. Sebelum itu ia melirik Milka lalu tersenyum kecil.

"Marahnya aku malah akan membuat kita semakin jauh, dua hari kemarin aku cuekin kamu aku rasa itu juga udah keterlaluan. Aku sering liat kalau Ayah marah ke Bunda dan dia hanya diam, disitu aku belajar kalau marah malah akan memperburuk suasana."

Menikah Saat Sma [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang