Cue !
.
.
.
💜💜💜
Aku tak tahu mengapa Yoongi hyung menjadi sangat protektif terhadapku. Dia sampai bilang begini kepadaku waktu itu.
"Ya ! Jung Hoseok. Apa kau mau tinggal bersama kami ? Ani.. maksudku biar sewanya bisa dibagi dua. Kan jauh lebih murah nantinya dan juga Jungkookie ada teman berbincang. Kau tahu sendiri, aku ini kelewat pendiam dan tak banyak berbicara. Jadi, ku harap, dia tidak stress karena menghadapiku setiap hari yang cuma bisa menyimak ceritanya"
Apa yang ku balas setelah dia mengatakan kalimat itu ?
Ku tepuk punggungnya lalu berkata, "Yoongi-ssi.. Kau bilang tak banyak bicara, kan ? Tapi mengapa ucapanmu bagai seorang rapper, eoh ? Kau tidak salah menilai dirimu ? Kau pendiam ? Sepertinya pendiammu kepada orang baru, eoh ?"
Dia mendengus lalu tertawa, "Mian, mungkin aku sudah terlalu nyaman denganmu. Eotte ? Kau mau tinggal disini juga dan membagi dua uang sewanya ?"
Ku tatap mata yang lebih tua lamat. Sejurus kemudian aku tersenyum dan mengangguk. Dia membalasnya, namun aku malah merentangkan tanganku.
"Mwo ?" Tanyanya.
Ku ulang gestur tanganku.
Sepertinya dia mengerti. Dia segera beranjak dari duduknya sembari berkata, "Peluk saja angin sana. Aku tidak betah dipeluk orang"
Aku mendecih saat Yoongi hyung menjauh, "Dasar Tsundere !"
Tak hanya masalah tempat tinggal. Dia pun menjadi lebih protektif setelah aku pindah ke rumah sewanya, jikalau jam pulang kerjaku lewat dari waktu biasanya. Apalagi saat dia sudah pulang ke rumah. Dia bahkan rela menunggu di depan rumah untuk memastikan diriku pulang.
Sedikit berlebihan namun aku sangat menyukainya. Mungkin karena aku sudah terlalu lama kehilangan kehangatan dari keluargaku, mengenal Yoongi dan Jungkook lalu diperlakukan seperti keluarga sendiri membuatku merasa kembali hidup sebagai Jung Hoseok yang lebih bahagia.
.
.
Pemilik penatu tempatku bekerja selama hampir satu tahun di Kota ini pun sangat baik kepadaku. Ahh.. Aku tidak kembali ke Seoul hampir satu tahun, omong-omong. Di hari peringatan kematian kakek-nenekku saja aku tidak pulang. Punya niatan untuk pulang pun tidak. Dihubungi oleh keluargaku ? Iya. Aku disuruh Uri Noona pulang. Tentu saja balasanku tidak bisa karena aku sibuk dengan pekerjaanku dengan dalih ada dinas ke luarkota saat itu.
Dinas luarkota apanya ? Aku memang dinas, tapi dinasku ke pasar membeli bahan-bahan laundry.
Hahahhaa
Tertawakan saja kata-kata yang kulontarkan. Aku tak masalah. Aku pun merasa bodoh mencari alasan seperti itu.
Oke ! Lupakan !
Kembali lagi kepada sang pemilik penatu. Dia memberi job sampingan sebagai pelatih tari anaknya yang masih di sekolah dasar akibat pernah tak sengaja melihatku menari saat sedang menyapu toko. Katanya, tarianku bagus dan lincah. Dia menyewa jasaku sementara sampai anaknya bisa juara saat lomba di festival kota kategori anak-anak.
Tentu saja aku tak menyia-nyiakannya, upah yang ku terima cukup besar namun aku harus membuat sang anak pemilik penatu setidaknya juara tiga.
Ahh.. perkara kecil untukku. Dulu, sewaktu SMP, aku dan timku malah memenangkan juara 2 se-kota Seoul. Itu lebih sulit karena lawan-lawan kami banyak yang pernah menjadi mantan trainee agensi besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME, HATE ME [JHS]
FanfictionSisi kelamku selalu saja membuatku ingin mati. Aku ingin terbebas dari semua ini. Tolong aku.. -JUNG HOSEOK-