24

119 29 0
                                    

Cue !

.

.

.

Aku syok, tentu saja. Meski sudah pernah merasakan hal serupa tapi tetap saja aku tak bisa berkata-kata lagi. Batuk sekecil itu bahkan bisa mengeluarkan darah. Aku sadar, kondisiku semakin memburuk tetapi aku tetap tak bisa mengatakan apa-apa kepada mereka.

Ku dengar suara pintu kamar mandi yang akan dibuka. Buru-buru ku tutup bagian selimut yang terkena bercak darahku kemudian mengambil remote tv seolah-olah tak terjadi apa-apa.

Lalu, pintu kamar mandi terbuka.

"Hoseok-ah ? Hoammmm"

"Wae ?" Jawabku santai.

Namun, kepalaku yang mendadak ku palingkan dan mata yang ku pejamkan membuat Yoongi agak heran.

"Wae geurae ?" Tanyanya.

Padahal tadi, niatanku ingin menonton tv malah memilih tidur. Masih dengan mata yang terpejam, aku menjawab, "Aniya, geunyang. Aku masih mengantuk"

"Aku harus bekerja. Nanti, Jungkookie yang menjagamu"

"Geurae" jawabku lagi tanpa tahu apa yang Yoongi lakukan.

.

.

.

.

"Aku bisa sendiri" kataku ketika uri eomma mau menyuapkanku makan siang.

Sejujurnya, aku masih tak terbiasa dan sedikit agak risih diperlakukan begitu.

Mengapa tak dari dahulu memperlakukanku seperti anak sendiri ? Mengapa baru sekarang ketika kondisiku sedang berada diambang kematian ? Apakah ini hanya tentang berpamitan ? Apakah mereka senang mengetahui fakta bahwa tinggal hitungan hari aku akan meninggalkan dunia ini ? Bersikap baik yang terlambat ? Penyesalan yang tak termaafkan atau hanya sekadar pura-pura namun dalam hati bersuka ria ?

Aigoo~ aku selalu berpikiran negatif tentang mereka tapi apa mau dikata, sepertinya isi kepalaku memang telah tersugestikan begitu.

Beberapa hari yang lalu...

Perawat Kim Taehyung dan Dokter Kim Seokjin datang untuk memeriksa kondisiku seperti biasa. Disana ada Yoongi, Jungkook dan keluarga lengkapku. Biasanya, dia akan memeriksaku segera dan menanyakan bagaimana kondisiku, namun kali ini, dia hanya membaca hasil tes Lab-ku setelah aku dinyatakan hidup kembali setelah mati suri.

"Joisonghamnida" katanya setelah menghembuskan nafas berat di hadapanku.

Sejujurnya, aku, Yoongi, Jungkook dengan Dokter Kim dan Perawat Kim ini sudah seperti teman. Mungkin karena jarak usia yang tak terlalu jauh dan kedua para medis tersebut begitu ramah apalagi mereka sering mengajak Jungkook mengobrol membuat kami merasa lebih dekat.

Raut mukanya terlihat begitu ragu untuk menyebutkan hasil tesku. Hingga pada akhirnya, aku menerka, "Hidupku sebentar lagi kan, sonsaengnim ?"

"Jung Hoseok !"

Itu adalah sergahan dari Yoongi bukan dari keluargaku.

Lihatlah, yang lebih memperhatikanku pada kondisiku yang begini tentu saja dua keluarga baruku ini.

"Malhaebwayo, sonsaengnim. Aku akan menerima semua hasilnya" kataku lagi.

Perawat Kim terlihat berkaca-kaca dan membalikkan tubuhnya untuk menyeka airmata. Entah karena apa, mungkin memang tipikal yang gampang sekali emosional. Namun, jika ku ingat beberapa waktu belakang, Perawat Kim memang sering datang mengunjungiku dan memberiku semangat terlebih saat Jungkook datang untuk menjagaku. Mungkin setiap jam istirahatnya, Perawat Kim selalu memampit untuk sekadar memberikan Kimbab atau makan kecil lainnya untuk camilan Jungkook dan Yoongi.

LOVE ME, HATE ME [JHS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang