20

115 29 8
                                    

Cue !
.

.


.

Seperti dugaanku, hingga sore hari, keluargaku tak datang. Sedih ? Tidak. Karena nyatanya, kondisiku yang begini memang ingin ku sembunyikan. Malah yang terlihat gelisah bukan diriku tapi Yoongi. Ku lirik dia yang tak hentinya menggeser dan menyentuh layar ponselnya. Aku pun melihat jam dinding yang ditempelkan di dinding. Sudah hampir waktunya makan malam dan sebentar lagi Yoongi harus pulang untuk bekerja.

"Hyungnim, pulanglah dan makanlah sesuatu. Kasihan Jungkookie selalu ditinggal olehmu. Besok pagi, tidak usah kesini dulu, lusanya saja" kataku.

Yoongi mengangkat kepalanya, "Lalu, kau ditunggu siapa ? Jika nanti Dokter atau Perawat akan melakukan sesuatu, siapa perwalianmu ? Apa kau bisa bergerak sendiri dan mengurusnya ?"

Aku tertawa kecil yang diiringi batuk beberapa kali, "Aigoo~ cerewet sekali. Eoh ! Aku bisa mengurus diriku sendiri. Sekarang, pulanglah"

"Andwae" tolak Yoongi.

"Kau tidak mungkin selalu miskin seperti ini, kan ? Pergilah dan carilah uang yang banyak" balasku.

"Yaish ! Mulutmu itu !" Umpat Yoongi kesal. Teman yang telah ku anggap kakakku sendiri itu memang sering kubuat kehilangan aksaranya, "Geurae, aku akan pulang" ucapnya Pasrah

Yoongi menyambar tasnya di atas nakas. Sedikit berbisik, ia berkata kepadaku, "Kalau kau butuh apa-apa..." Yoongi lirik tirai penutup antara brankarku dan anak dari Bang Sihyuk, "Repotkan saja ahjussi itu, eoh ?"

Aku mengangguk. Dengan cara bicara yang sama, aku membalas, "Eoh. Mungkin aku akan minta suapi juga olehnya"

.

.

.

Aku tertidur. Entah sudah berapa jam. Namun, samar ku dengar suara dua orang tengah mengobrol. Suara dua orang pria dewasa. Mungkin efek dari obat pereda nyeri yang diberikan padaku membuat mataku sulit sekali terbuka meskipun otakku memaksaku melakukannya.

Ya, dua hari setelah dirawat, tubuhku seperti remuk redam. Aku pun tak tahu lagi dibagian mana rasa sakit itu saking remuk redamnya tubuhku. Yoongi yang mengetahui semua hasil lab-ku. Sengaja dia lakukan untuk menyembunyikan semuanya dariku dan dia hanya memintaku untuk fokus dalam penyembuhan saja termasuk kemoterapi.

Kepalaku rasanya mau pecah setelah melakukan kemoterapi kemarin.

Hanya satu yang kuharapkan ketika aku bangun di pagi hari setiap harinya...

SEMUA INI HANYA MIMPI

Aku hanya berharap semua derita yang kualami selama ini adalah mimpi. Aku terbangun dari tidurku dan ternyata ku lihat keluargaku yang harmonis, ada adikku bersama kami, sekolah dan kuliahku berprestasi, impianku tercapai dan kisah cintaku berjalan mulus. Ya..  ya ! Kau memang harus bangun dari tidurmu, Jung Hoseok ! Kau tidak boleh bermimpi dan berharap yang tak bisa terjadi

Dalam tidurku saja aku bisa menangis apalagi saat diri ini terjaga.

AKU INGIN SEMUA YANG KU ALAMI BERAKHIR

LOVE ME, HATE ME [JHS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang