^^^^^
Enjoy reading 👀
^^^^^^
" Biarkan aku pergi " Gulf merasakan bertambah sesak dadanya.
Mew diam
"Aku mohon " gulf menahan air matanya.
Mew menarik gulf kembali keranjangnya.
Mengacuhkan permohonan gulf.
Gulf hanya pasrah mendapat perlakuan mew.
Gulf menundukan kepalanya.
Air matanya mengalir tanpa bisa gulf tahan.
"Hiksd.." gulf semakin menunduk menggigit bibirnya menahan isakan.
"Phi wan.. tolong panggilkan dokter" lirih mew
Wan mengangguk mendengarnya.
Saat ini gulf sudah duduk diranjangnya dan mew memegang tangan kanan gulf.
Mew memejamkan matanya.
Meredam emosinya.
Gulf sedang tidak baik-baik saja dan mew takut gulf akan bertindak lebih jauh lagi.
"Ceklekkk..."
Dokter memasuki ruang inap gulf.
Perawat segera memasang infus kembali.
Dan dokter mengecek keadaan gulf.
Gulf kembali berbaring diranjangnya.
"Bagaimana dok?" Tanya jane yang merasa sangat khawatir.
"Keadaannya sudah membaik..tapi dia masih harus mendapatkan perawatan disini" ucap sang dokter setelah selesai mengecek keadaan gulf.
Jane mengangguk.
^^^^^
^^^^^
^^^^^
^^^^^
Tinggallah mereka ber4 disana.
Gulf membalikan badannya membelakangi mereka.
"Mew " wan menarik mew untuk keluar.
*Diluar ruang inap gulf
"Sebenarnya apa yang terjadi??" Tanya wan dengan raut wajah sangat serius.
Mew diam.
Dia juga tidak tahu kenapa dia bisa seperti ini.
Bukankah dia hanya memanfaatkan gulf?
Tapi saat melihat gulf seperti ini kenapa hatinya terasa sakit?
Mew memijat pelipisnya.
"Phi.. suruh beberapa orang untuk berjaga disini " ucap mew
Lalu kembali masuk kedalam.
"Ao..kau belum menjawabku mew" wan terbengong
Menghela nafas lalu menelvon seseorang.
^^^^^Didalam ruangan.
"Phi jane.. kau bisa pulang sekarang.. " mew masuk lalu berjalan kearah gulf
"Terimakasih sudah menjaganya" ucap mew tanpa mengalihkan pandangannya dari punggung gulf.
Jane berdiri dari duduknya.
"Mew.." jane memegang lengan mew.
Melirik mew sekilas
